Selasa, 29 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Serukan Penyelamatan Raja Ampat dari Tambang, Aktivis Greenpeace Indonesia Ditangkap

Eksploitasi nikel di ketiga pulau di Raja Ampat di Papua telah membabat lebih dari 500 hektare hutan dan vegetasi alami khas.

Selasa, 3 Juni 2025
A A
Aktivis Greenpeace Indonesia serukan penyelamatan Raja Ampat di Konferensi Nikel di Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025. Foto Greenpeace Indonesia.

Aktivis Greenpeace Indonesia serukan penyelamatan Raja Ampat di Konferensi Nikel di Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025. Foto Greenpeace Indonesia.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Dua orang aktivis lingkungan Greenpeace Indonesia, seorang perempuan Papua dan satu campaigner Greenpeace ditangkap aparat polisi Polsek Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Tim Advokasi untuk Demokrasi mendampingi proses hukum yang berlangsung.

Mereka ditangkap usai menyuarakan masalah kerusakan lingkungan akibat pertambangan dan hilirisasi nikel di tengah acara Indonesia Indonesia Critical Minerals Conference 2025 di Pullman Jakarta Central Park di Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025. Mereka membentangkan spanduk kuning bertuliskan “Nickel Mines Destroy Lives (Tambang Nikel Menghancurkan Kehidupan)” dan “Save Raja Ampat from Nickel Mining” saat Wakil Menteri Luar Negeri Arief Havas Oegroseno memberikan sambutan. Sebuah banner bertuliskan “What’s the True Cost of Your Nickel?” yang diikat balon tampak melayang di langit-langit ruangan.

“Papua bukan tanah kosong! Papua bukan tanah kosong!” seru mereka saat aksi.

Baca juga: Libur Panjang Akhir Pekan, Wisatawan Tinggalkan Gunungan Sampah di Kawah Ijen

Bukan hanya di ruang konferensi, mereka juga membentangkan banner di exhibition area yang terletak di luar ruang konferensi. Pesan-pesan berbunyi “What’s the True Cost of Your Nickel”, “Nickel Mines Destroy Lives”, dan “Save Raja Ampat the Last Paradise” terpampang di antara gerai-gerai dan para pengunjung pameran.

Melalui aksi itu, Greenpeace ingin menyampaikan pesan kepada pemerintah Indonesia, pengusaha industri nikel, dan publik, bahwa aktivitas pertambangan dan hilirisasi nikel telah menyebabkan penderitaan bagi masyarakat terdampak. Sebab masih menggunakan PLTU captive sebagai sumber energi dalam pemrosesannya.

Kritik industrialisasi nikel

Saat pemerintah dan oligarki tambang membahas bagaimana mengembangkan industri nikel dalam konferensi ini, masyarakat dan Bumi sudah membayar harga mahal. Industrialisasi nikel yang makin masif seiring tren naiknya permintaan mobil listrik–telah menghancurkan hutan, tanah, sungai, dan laut di berbagai daerah, mulai dari Morowali, Konawe Utara, Kabaena, Wawonii, Halmahera, hingga Obi.

Baca juga: Ada Empat Perizinan Usaha Tambang Galian C di Blok Gunung Kuda di Cirebon

“Kini tambang nikel juga mengancam Raja Ampat, Papua, tempat dengan keanekaragaman hayati yang amat kaya yang sering dijuluki sebagai surga terakhir di Bumi,” kata Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Iqbal Damanik.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Global GeoparkGreenpeace Indonesiaindustrialisasi nikelkeanekaragaman hayatiPapuaRaja Ampat

Editor

Next Post
Lokasi longsor tambang galian C di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang terjadi pada 30 Mei 2025. Foto Dok. Kementerian ESDM.

Pakar IPB Sebut Metode Penggalian Sebabkan Longsor Tambang Gunung Kuda

Discussion about this post

TERKINI

  • Mahkamah Konstitusi menolak pengajuan uji formil UU KSDAHE, 17 Juli 2025. Foto Dok. AMAN.MK Tolak Uji Formil UU KSDAHE, Dissenting Opinion Dua Hakim Sebut Ada Pelanggaran
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Riau, 23 Juli 2025. Foto Dok. BMKG.Juli Puncak Kemarau di Riau, Potensi Karhutla Meningkat hingga Awal Agustus
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Ilustrasi gajah di kawasan DAS Peusangan, Aceh. Foto WWF Indonesia.Lahan Konservasi Gajah dari Prabowo, Pakar Ingatkan Kepastian Status Lahan dan Kesesuaian Habitat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Komisi XIII menerima audiensi LEM UII Yogyakarta terkait RUU Masyarakat Adat di Gedung DPR, 21 Juli 2025. Foto Runi-Andri/Parlementaria.Lebih Dua Dekade, Baleg dan Komisi XIII DPR Janji Sahkan RUU Masyarakat Adat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Peresmian Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya di Jakarta, 21 Juli 2025. Foto BMKG.Fondasi Gedung Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya Sedalam 30 Meter
    In IPTEK
    Rabu, 23 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media