“Saya juga diminta Dinas Lingkungan Hidup Jawa Timur untuk menilai apakah yang dikemukakan pihak karang taruna tersebut benar,” ungkapnya.
Proses eksplorasi logam tanah jarang dilakukan karang taruna dengan mengambil lumpur Lapindo yang sudah kering. Kemudian diberi pemanas seperti kompor dan diamati logam yang terdapat di dalamnya. Hasil pengamatan menunjukan satu kilogram tanah lumpur Lapindo terdapat lebih dari 100 gram logam tanah jarang.
“Jadi setelah dipanaskan dan diteliti, ternyata logamnya memang banyak di dalam lumpur Lapindo tersebut,” tutupnya.
Logam tanah jarang dikandung di semua permukaan bumi
Rupanya, tak hanya lumpur Lapindo saja yang mengandung logam tanah jarang. Melainkan dikandung di seluruh permukaan bumi. Namun kadar kandungannya berbeda-beda. Kemunculan logam tanah jarang sangat tergantung dari proses pembentukan batuan karena setiap daerah memiliki konsentrasi yang berbeda.
“Kami tak bisa menentukan kandungan logam tanah jarang yang terbilang tinggi atau rendah di wilayah mana. Harus melalui analisis unsur kandungan yang ada di dalam tanah,” ungkap Ganden.
Kemunculan logam tanah jarang di lumpur lapindo Sidoarjo dimungkinkan karena kandungan scandium dan litium di daerah itu lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Selain itu, juga lantaran logam dari bawah permukaan bumi naik ke atas melalui pusat semburan lumpur Lapindo.
Baca Juga: Pelarangan Ekspor Batu Bara Bukan Solusi, Harus Percepat Transisi Energi Terbarukan
“Artinya, logam tanah jarang tidak terbentuk secara tiba-tiba. Logam tersebut memang sudah ada di situ,” jelasnya.
Tak heran, lumpur Lapindo tidak dibuang sepenuhnya ke Sungai Porong. Namun lebih banyak disimpan di dalam tanggul karena potensi logam tanah jarang yang terdapat di dalamnya.
“Karena mereka tahu, lumpur Lapindo memiliki logam tanah jarang yang bernilai tinggi,” kata Ganden. [WLC02]
Discussion about this post