Rabu, 18 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Tambang Batu Bara di Sawahlunto Meledak Lagi, Walhi Harap Ini yang Terakhir

Minggu, 11 Desember 2022
A A
Proses evakuasi pekerja korban ledakan tambang batu bara di Sawahlunto,Sumbar. Foto Walhi Nasional.

Proses evakuasi pekerja korban ledakan tambang batu bara di Sawahlunto,Sumbar. Foto Walhi Nasional.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Tambang batu bara di Prambahan, Kota Sawahlunto, Sumatra Barat kembali meledak, 9 Desember 2022 pukul 08.00 WIB. Akibatnya, 10 orang tewas, 1 orang luka berat atau kritis, dan 1 orang luka ringan. Para korban ditemukan di kedalaman antara 100-300 meter. Saat ditemukan, para korban mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuh.

Berdasarkan siaran pers Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatra Barat, tambang batu bara tersebut dikelola oleh PT NAL. Sementara kasus-kasus kecelakaan tambang batu bara di Sawahlunto merupakan peristiwa yang terus berulang.

Berdasarkan desk riset Walhi, sejak 2009-2022, lebih kurang 50 orang meninggal dunia dan belasan orang luka-luka akibat kecelakaan di pertambangan batu bara. Sejumlah perusahaan tambang batu bara yang teridentifikasi pernah terjadi kecelakaan kerja adalah PT Dasrat, PT NAL, PT BMK, CV Tahiti Coal.

Baca Juga: Terungkap, Gempa Cianjur Dipicu Sesar Baru Cugenang yang Melewati Sembilan Desa

Analisis Walhi menunjukkan, korban tambang berbanding lurus dengan persoalan buruknya tata kelola tambang. Pengelolaan tambang terus berfokus pada eksplotasi sumber daya alam, tanpa memperhatikan aspek keselamatan manusia dan lingkungan. Selain itu, sejumlah pelanggaran oleh perusahaan tambang seringkali tidak mendapat penanganan serius oleh pemerintah, bahkan cenderung diabaikan.

Akibatnya, eksploitasi sumber daya alam tak terbarukan ini terus menuai beragam persoalan dan menabur bencana bagi pekerjanya, masyarakat sekitar, dan lingkungan. UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara juga memberi ruang beragam persoalan tambang menjadi langgeng. Bahkan UU baru tersebut sangat sentralistik, sehingga menjadi celah baru ‘lepasnya’ tanggungjawab pemerintah daerah untuk memastikan operasional tambang sesuai aturan.

Baca Juga: Status Gunung Semeru Turun ke Level Siaga

Salah seorang warga Sawahlunto menyampaikan testimoninya saat menginformasikan kecelakaan tambang itu kepada Walhi Sumatera Barat melalui telepon.

“Kami sedih, masyarakat selalu jadi korban. Pemerintah dan perusahaan semestinya lebih memperhatikan keselamatan warga, mendengar dan menindaklanjuti laporan-laporan warga, tidak menakut-nakuti warga. Kami hanya ingin tambang batu bara tidak lagi memakan korban, baik bagi karyawannya, ataupun masyarakat yang hidup di sekitar tambang. Sebaiknya pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan atau ekonomi alternatif yang lebih aman dan tidak merusak lingkungan”.

Walhi Sumatra Barat berharap peristiwa tersebut merupakan persitiwa terakhir. Sekaligus menjadi titik tolak pengelolaan tambang yang lebih memperhatikan aspek keselamatan masyarakat dan lingkungan hidup.

Baca Juga: Dana Perbaikan Rumah Dampak Gempa Cianjur Diterima 647 Warga Nagrak

Penyebab Ledakan Masih Diselidiki

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: aspek keselamatan masyarakatBNPBledakan tambang batu baraLingkungan hidupsertifikasi penyelamat tambang bawah tanahtambang batu baratambang batu bara di SawahluntoWalhi Sumatra Barat

Editor

Next Post
Gempa Tarutung hari ini, Minggu, 11 Desember 2022, dengan magnitudo 4,8 yang berpusat di darat. Foto Google Earth, episenter gempa berdasarkan koordinat BMKG.

Gempa Tarutung Hari Ini Masih Rangkaian Gempa Merusak 1 Oktober 2022

Discussion about this post

TERKINI

  • Dua perempuan menanam padi di sawah. Foto Wanaloka.com.Teknik Alternate Wetting and Drying Hasilkan Padi Berkualitas dan Rendah Karbon
    In IPTEK
    Senin, 16 Juni 2025
  • Ilustrasi emisi karbon akibat deforestasi. Foto bones64/pixabay.comDokumen Second NDC Disusun, Menhut Minta Lebih Realistis dan Teknokratis
    In News
    Senin, 16 Juni 2025
  • Peneliti Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB University, Maryati Surya. Foto Dok. IPB University.Maryati Surya, Tupai dan Bajing Itu Tak Sama
    In Sosok
    Minggu, 15 Juni 2025
  • Peresmian Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya BMKG di Badung, Bali, 14 Juni 2025. Foto Dok. BMKG.Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Beroperasi 24 Jam Merespons Bencana
    In IPTEK
    Minggu, 15 Juni 2025
  • Keindahan pemandangan lautan di Raja Ampat, Ppaua Barat Daya. Foto Dok. Kemenpar.Pro Kontra Isu Tambang Nikel, Kemenpar Sebut Raja Ampat Aman Dikunjungi
    In Traveling
    Sabtu, 14 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media