Minggu, 1 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Teknologi Nuklir Jadi Solusi Polusi Udara

Sebab partikel polutannya sangat kecil sehingga dibutuhkan teknologi yang benar-benar canggih yang bisa sekali tembak.

Senin, 12 Agustus 2024
A A
Polusi udara akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Foto Manggala Agni VI Daop Tanah Laut.

Polusi udara akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Foto Manggala Agni VI Daop Tanah Laut.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Polusi udara dapat terjadi karena beberapa sumber dari alam maupun aktivitas manusia. Yang bersumber dari alam, seperti gunung berapi dan kebakaran. Sedangkan yang bersumber dari aktivitas manusia, seperti transportasi, industri. Lantaran itu pula, polusi udara memiliki pengaruh sangat besar terhadap kesehatan masyarakat, bahkan dapat mengakibatkan kematian.

“Kami tidak bisa menyamaratakan kualitas udara di satu kota dengan kota lain. Misalkan, sama-sama di Jawa, seperti Jakarta dan Surabaya tentu berbeda, tergantung aktivitas di dalamnya,” kata Profesor Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhayatun Santoso dalam acara Nuclear Talk Series bertema “Teknik Analisis Nuklir untuk Polutan Udara”, di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong pada 10 Agustus 2024.

Di Indonesia, sudah terdapat 17 lokasi alat pemantau polusi udara yang tersebar di beberapa provinsi dan kota besar. Sensor dan monitor pemantauan udara memberikan data konsentrasi udara yang di dalamnya terdapat partikel yang berbeda. Data partikel tersebut akan dianalisa oleh BRIN dengan menggunakan teknik nuklir, sehingga diperoleh informasi penting untuk dicarikan cara yang tepat dalam mengatasinya.

Baca Juga: Indonesia Diperkirakan Alami Peningkatan Jumlah Hari Tanpa Hujan dalam Setahun

“Karena partikelnya sangat kecil, dibutuhkan teknologi yang benar-benar canggih. Partikulat-partikulat udara tersebut dengan menggunakan energi nuklir bisa sekali tembak. Baik menggunakan gamma, X-ray, atau proton, akan bisa terdeteksi semuanya. Dan uji ini non distructive, partikelnya masih utuh,” jelas Muhayatun.

Lantaran itu pula, dia meyakini teknologi nuklir dapat menjadi salah satu solusi mengatasi polusi udara, yaitu dengan melakukan karakterisasi terhadap partikel yang ada di udara yang membahayakan kesehatan.

“Teknologi nuklir sangat hebat. Dengan teknologi canggih ini, kami berharap permasalahan polusi udara menjadi lebih terang,” imbuh dia.

Baca Juga: Mahasiswa KKN UGM Transplantasi Terumbu Karang di Bunaken dengan Batok Kelapa

Ia menjelaskan, teknologi ini dapat memberikan informasi komplet untuk pihak manajemen dalam membuat kebijakan sesuai data untuk daerah masing-masing. Sebab karakteristik tiap-tiap daerah dan sumber-sumbernya juga berbeda, sehingga sebuah kebijakan di Jakarta tidak bisa langsung diterapkan untuk kota yang lain.

BRIN telah berkolaborasi dengan berbagai negara berteknologi maju untuk melakukan riset terkait polusi udara. Persoalannya, tidak semua laboratorium berteknologi maju ada di Indonesia. Di Asia Pasifik, Indonesia bekerja sama dengan 22 negara. Juga terlibat dalam proyek dengan International Atomic Energy Agency (IAEA) dan diberi kesempatan untuk menggunakan fasilitas canggih yang ada di Italia, Newzeland, dan Australia.

Kolaborasi dilakukan karena pencemaran udara ini merupakan permasalahan global yang harus ditangani bersama. Partikel yang ada di udara sangat halus dan berada di atmosfer udara dalam jangka waktu cukup lama, serta bergerak dari satu negara ke negara yang lain tanpa batas.

Baca Juga: Warna Medali Olimpiade Paris 2024 Luntur, Apakah Upaya untuk Mengurangi Jejak Karbon?

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: alat pemantau polusi udaraBRINpolusi udarapolutan udarateknologi nuklir

Editor

Next Post
Pemasangan GPS collar pada gajah sumatera betina di kawasan Hutan Lindung Kotaagung Utara, Kecamatan Suoh, Lampung Barat, 19 Juli 2024. Foto Humas Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Spesies Gajah Indonesia di Ambang Kepunahan, Kenali Karakternya untuk Mitigasi

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi daging kurban dibungkus daun jati. Foto kemenagsidoarjo.com.Solusi Penumpukan Sampah Plastik dan Limbah Hewan Kurban Saat Iduladha
    In News
    Sabtu, 31 Mei 2025
  • Suasana aktivitas di sekitar tambang galian C Gunung Kuda di Cirebon usai longsor, 30 Mei 2025. Foto Dok. BPBD Cirebon.Jumlah Korban Longsoran Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Jadi 14 Jiwa
    In Bencana
    Sabtu, 31 Mei 2025
  • Tim gabungan melakukan evakuasi para korban yang tertimbun longsoran tambang galian C di Gunung Kuda, Cirebon, 30 Mei 2025. Foto Dok. BNPB.Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Longsor, 10 Orang Tewas Tertimbun
    In Bencana
    Jumat, 30 Mei 2025
  • Peluncuran buku liputan investigsi tentang PSN, 28 Mei 2025. Foto Dok. AJI.Buku Liputan Investigasi 14 Jurnalis Soal Proyek PSN Tiga Daerah Diluncurkan
    In News
    Kamis, 29 Mei 2025
  • Danau Toba di Sumatera Utara. Foto Dok. Kemenpar.Kartu Kuning Sejak 2023, Keanggotaan Kaldera Toba dalam UNESCO Global Geopark Terancam Dicabut
    In Rehat
    Rabu, 28 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media