Wanaloka.com – Bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional 10 Agustus, Kepala Balai Taman Nasional Bunaken, Faat Rudhianto, bersama tim mahasiswa KKN PPM UGM secara simbolis kembali memasang media transplantasi terumbu karang di dekat perairan dermaga Bunaken. Sementara sejak akhir Juni 2024, ada 550 transplant yang dipasang dalam rangka pemulihan ekosistem yang rusak akibat pembangunan dermaga Ecotourism Bunaken Village selama KKN hingga 19 Agustus 2024 mendatang.
“Kalau di Bunaken, sekitar 30 persen saja terumbu karang yang rusak sehingga butuh transplantasi. Jadi pemulihan ekosistem itu cara terakhir ya. Nah, cara yang lain itu melakukan dengan suksesi alami, seperti menjaga, mengawasi, memonitoring terumbu karang yang ada di situ,” kata Rudhianto pada 10 Agustus 2024.
Ia menyebutkan luas area terumbu karang di Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara sekitar 6000 hektare.
Baca Juga: Warna Medali Olimpiade Paris 2024 Luntur, Apakah Upaya untuk Mengurangi Jejak Karbon?
“Kalau kerusakan hampir semua disebabkan oleh manusia,” imbuh dia.
Salah satu penyebab utama kerusakan adalah kegiatan destructive fishing dengan melakukan pengeboman ikan dan pembiusan ikan dengan potasium.
Metode yang digunakan untuk transplantasi terumbu karang adalah menggunakan metode Spider atau rangka laba-laba. Yakni memasang besi berbentuk kerangka heksagonal dimana setiap batang rangka besi akan diikat karang jenis acropora.
Baca Juga: Kucing di Turki Pernah Dianggap Pahlawan Kesehatan, Ini Alasannya
Lebih jauh ia menjelaskan, transplantasi terumbu karang ini sama dengan menggunakan tanaman di darat yang membutuhkan sinar matahari untuk proses fotosintesisnya. Kedalaman maksimal penanaman transplantasi pun sedalam 10 meter.
Discussion about this post