Wanaloka.com – Atlet skateboard asal Amerika Serikat, Nyjah Huston menumpahkan kekecewaannya atas kualitas medali perunggu yang diperolehnya dalam gelaran Olimpiade Paris 2024. Lantaran medali itu tampak mengelupas dan berubah warna usai terkena keringat.
“Medali ini bagus saat masih baru. Tapi setelah terkena kulit yang berkeringat dan dipakai teman-temanku selama satu pekan, medali ini tidak berkualitas seperti yang dibayangkan. Bahkan bagian depannya terkelupas,” demikian kata Nuston dalam video yang diunggah di Instagram Stories dalam akun @nyjah pada 9 Agustus 2024.
Rupanya, sebanyak 5.084 keping medali yang digunakan pada Olimpiade Paris 2024 dibuat dari kepingan logam yang diambil dari potongan Menara Eiffel. Potongan logam itu diambil dari gudang di Paris yang digunakan untuk menyimpan potongan Menara Eiffel.
Baca Juga: Kucing di Turki Pernah Dianggap Pahlawan Kesehatan, Ini Alasannya
Setiap medali mengandung 18 gram besi asli dari Menara Eiffel yang disisipkan. Bahan emas, perak, dan perunggu yang dipakai diklaim 100 persen didaur ulang dan disertifikasi oleh industri perhiasan terpercaya. Kombinasi antara logam potongan Menara Eiffel dengan emas, perak, dan perunggu adalah kombinasi paling berharga menurut penyelenggara.
Penggunaan besi asli untuk pembuatan kepingan medali itu mengandung pesan ekonomi sirkular. Di mana salah satu definisi ekonomi sirkular adalah memaksimalkan kegunaan dan nilai tambah suatu bahan mentah melalui reducing, reusing dan recycling sehingga mereduksi jumlah bahan sisa yang tidak digunakan ke pembuangan akhir. Dan upaya itu untuk mencapai tujuan utama penyelenggara, yakni menargetkan jumlah jejak karbon yang dihasilkan berkurang.
Tak heran, pelaksanaan Olimpiade Paris yang berlangsung pada 26 Juli 2024 dan berakhir hari ini, 11 Agustus 2024 diklaim menjadi ajang paling ramah lingkungan sepanjang sejarah gelaran Olimpiade tiap empat tahun sekali.
Baca Juga: Anak Banteng Jantan Lahir di Taman Nasional Baluran
Salah satu perbedaan yang menonjol pada perhelatan Olimpiade Paris 2024 kali ini adalah jumlah jejak karbon secara keseluruhan. Awalnya, penyelenggara menetapkan target setara dengan 1,58 juta ton karbon dioksida. Namun ambisi tersebut diturunkan menjadi sekitar 1,75 juta ton karbon dioksida, atau berkurang hingga 50 persen dibandingkan dengan Olimpiade London Tahun 2012 dan Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Kedua olimpiade itu menghasilkan jejak karbon masing-masing sebesar 3,3 dan 3,6 juta ton. Salah satu yang menjadi tantangan dalam mencapai target ini adalah dampak karbon yang dihasilkan oleh penonton.
Sebuah perusahaan konsultan asal luar Perancis akan ditugaskan untuk mengaudit dampak perjalanan, konstruksi, catering, dan peralatan olahraga yang digunakan selama olimpiade berlangsung. Jumlah jejak karbon tersebut ditargetkan akan dipublikasikan pada Oktober mendatang.
Baca Juga: Industri Batu Bara Sumatera Harus Beradaptasi Transisi Energi Berkelanjutan
Selain prinsip ekonomi sirkular dalam medali, apa saja upaya-upaya pengurangan jejak karbon di gelaran Olimpiade Paris 2024?
Pertama, 95 persen venue merupakan stadion yang telah berdiri
Hanya ada satu venue yang baru dibangun, yakni Aquatics Centre dan perkampungan atlet di Seine-Saint-Denis. Pemanfaatan bangunan yang sudah ada adalah untuk mengurangi risiko terbengkalainya infrastruktur yang dibangun pascaperhelatan olimpiade seperti yang terjadi di Beijing, Athena dan Rio de Janeiro.
Baca Juga: Masyarakat Bisa Akses Dana Lingkungan untuk Aksi Iklim
Kontraktor pun harus setuju untuk mengurangi emisi yang dihasilkan dari bangunan mereka sebesar 30 persen dibandingkan dengan konstruksi standar dengan menggunakan beton dan kayu yang rendah karbon.
Discussion about this post