Aksi ini turut diikuti seniman pantomim Wanggi Hoed, dikenal menggunakan tubuh sebagai medium kritik sosial. Melalui pantomi, Wanggi menghadirkan interpretasi tubuh monyet ekor panjang yang kerap diposisikan sebagai objek hiburan, komoditas, sekaligus korban kekerasan. Gerak tubuhnya merefleksikan relasi timpang antara manusia dan satwa liar, termasuk figur pawang topeng monyet dan penonton yang selama ini menikmati eksploitasi tersebut.
“Tubuh menjadi ruang terakhir bagi mereka yang suaranya terus diabaikan. Pantomim memberi saya cara untuk memperpanjang suara monyet ekor panjang, yang selama ini tenggelam oleh arus hiburan dan konten media sosial,” kata Wanggi Hoed.
Aksi ini juga terhubung dengan kerja kesenian Angki Purbandono, seniman yang sepanjang Desember 2025 menggelar open studio bertajuk (Membaca) Topeng Monyet di Cemeti Institute. Dalam open studio ini, Angki menelusuri topeng monyet sebagai artefak budaya yang dahulu dianggap hiburan, namun kini perlu dibaca ulang sebagai praktik eksploitatif terhadap satwa.
Baca juga: Penyebab Hiu Paus Puluhan Kali Terdampar di Pantai Selatan Jawa
“Topeng monyet membawa nostalgia, tapi nostalgia itu menyimpan kekerasan yang lama kita abaikan. Melalui open studio ini, saya ingin membuka arsip, kostum, dan ingatan kolektif, lalu menempatkannya dalam dialog yang lebih jujur tentang relasi manusia dan satwa,” ujar Angki Purbandono, dalam siaran pers AFJ yang diterima Wanaloka.com pada Senin, 15 Desember 2025.
Aksi peduli monyet bertujuan mengembangkan arsip dan artefak menjadi medium kampanye yang relevan, baik dalam bentuk karya dua dimensi, tiga dimensi, dan menjadi ruang pertemuan antara advokasi kebijakan, kerja-kerja komunitas, dan praktik kesenian, sekaligus menegaskan pesan yang tak bisa ditawar, monyet ekor panjang adalah satwa liar yang harus dilindungi dan tidak untuk diperdagangkan.
Segala bentuk eksploitasi termasuk topeng monyet dan konten hiburan di media sosial, bukan hanya tidak etis, tetapi harus dihentikan sekarang. [WLC01]






Discussion about this post