Senin, 29 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

UGM dan IPB Siapkan Langkah Penanggulangan Dampak Bencana Sumatra

Kamis, 25 Desember 2025
A A
Proses drop bantuan dengan helikopter untuk masyarakat di Karangbaru, Aceh Tamiang, 29 November 2025. Foto Dok. BNPB.

Proses drop bantuan dengan helikopter untuk masyarakat di Karangbaru, Aceh Tamiang, 29 November 2025. Foto Dok. BNPB.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Universitas Gadjah Mada membentuk tujuh working group atau kelompok kerja lintas disiplin untuk memperkuat kontribusi dalam percepatan penanggulangan bencana hidrometeorologis di Sumatra. Inisiatif ini diarahkan untuk menjawab kebutuhan penanganan bencana secara menyeluruh, dari tanggap darurat hingga pemulihan jangka panjang. Seluruh kerja dikonsolidasikan agar berbasis data, kajian ilmiah, dan koordinasi multipihak.

“Kami membentuk Emergency Response Unit ini agar ilmu ikut memastikan ketepatan keputusan, percepatan pemulihan, serta dukungan kesehatan dan sosial bagi penyintas,” jelas Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Ova Emilia di Selasar Balairung, Selasa, 23 Desember 2025.

Tim Kelompok Kerja 1 berfokus pada tanggap darurat dengan perhatian utama pada sivitas akademika dan warga terdampak bencana. Tim ini melakukan pendataan lapangan untuk memastikan kebutuhan dasar terpenuhi sejak fase awal kejadian.

Bantuan diarahkan pada pemenuhan logistik, dukungan hunian sementara, serta asesmen lanjutan bagi kelompok rentan. Langkah tersebut dirancang agar perlindungan dapat segera diaktifkan tanpa menunggu fase berikutnya.

Baca juga: Empat Orangutan Dipulangkan ke Indonesia di Tengah Perusakan Hutan Sumatra

“Kami menyiapkan bantuan makan, dukungan hunian, serta asesmen lanjutan agar perlindungan bagi warga terdampak dapat segera berjalan,” tutur Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha dan Kerja Danang Sri Hadmoko.

Kelompok Kerja 2 berfokus pada percepatan respons lapangan dengan mengembangkan Geoportal Informasi Dasar Kebencanaan. Geoportal ini memuat peta dampak bencana, jalur evakuasi, lokasi pengungsian, serta prioritas distribusi bantuan.

Standar data minimum dan mekanisme kendali mutu disiapkan agar informasi yang digunakan konsisten dan akurat. Sistem satu pintu ini ditujukan untuk menghindari duplikasi data lintas lembaga. Dosen GeografI UGM, Prof. Djati Mardiatno menekankan akses data yang terbuka akan mempercepat pengambilan keputusan dalam penganganan penanggulangan bencana.

“Geoportal kami rancang agar peta tanggap darurat dapat diakses bersama dan digunakan secara cepat serta akurat,” jelas dia.

Baca juga: Hasil Permodelan Kecerdasan Buatan, Iklim 2026 Bersifat Normal

Tim Kelompok Kerja 3 menguatkan dasar ilmiah penanggulangan bencana melalui kajian kebencanaan terintegrasi. Tim ini menilai bencana dipengaruhi interaksi hujan ekstrem, degradasi lingkungan, serta aktivitas manusia.

Pendekatan multibahaya dikembangkan agar peta risiko bersifat adaptif dan relevan dengan dinamika lapangan. Kajian ini diharapkan menjadi rujukan peringatan dini dan perencanaan pembangunan. Perwakilan tim, Sigit Heru Murti Budi Santosa menyampaikan integrasi data menjadi kunci mitigasi yang lebih kuat.

“Kami mendorong peta risiko adaptif yang mengintegrasikan dinamika alam dan aktivitas manusia sebagai dasar mitigasi berkelanjutan,” kata Sigit.

Dari sisi kebijakan, Kelompok Kerja 4 bertugas memetakan Standar Operasional Prosedur (SOP) serta regulasi mitigasi bencana yang relevan dengan kondisi Sumatra. Tim ini melakukan koordinasi dengan kementerian terkait dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memperkuat pendekatan berbasis ekosistem.

Baca juga: Pengadilan Swiss Terima Gugatan Iklim Nelayan Indonesia Atas Holcim

Sinkronisasi kebijakan dengan tantangan perubahan iklim menjadi perhatian utama. Hasil kajian diarahkan untuk mempercepat implementasi kebijakan di tingkat daerah. Perwakilan tim, Wirastuti Widyatmanti menegaskan pentingnya pergeseran paradigma kebencanaan.

“Penanggulangan bencana perlu diperkuat melalui pendekatan berbasis ekosistem dengan dukungan data, kapasitas, dan kebijakan yang selaras,” kata dia.

Kelompok Kerja 5 menangani tahap rehabilitasi dan rekonstruksi dengan prinsip membangun lebih aman dan berkelanjutan. Penyintas ditempatkan sebagai subjek utama dalam proses pemulihan hunian dan lingkungan. Pemanfaatan material lokal didorong agar ramah lingkungan serta mudah direplikasi masyarakat.

Ketua tim, Ashar Saputra menjelaskan pihaknya menyiapkan menyiapkan konsep hunian sementara atau untara untuk menjawab kebutuhan tempat tinggal yang lebih layak selama masa transisi. Huntara dirancang berbasis keluarga agar penyintas dapat kembali pada ritme kehidupan sehari-hari yang lebih manusiawi dibandingkan tinggal di tenda darurat.

Baca juga: Waspada Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Akibat Siklon Tropis Grant

Teknologi konstruksi dibuat sesederhana mungkin sehingga dapat dibangun secara gotong royong dengan memanfaatkan material kayu yang tersedia di sekitar lokasi terdampak. Desain hunian ini juga memungkinkan bangunan dipindahkan ketika lokasi hunian tetap telah ditetapkan tanpa menimbulkan beban lingkungan baru.

“Hunian transisi kami rancang sederhana agar bisa dibangun penyintas sendiri dan dipindahkan saat lokasi aman telah ditetapkan,” jelas Ashar.

Sebagai bagian dari pemulihan awal, Kelompok Kerja 6 mengirim tim medis ke wilayah terdampak sejak awal Desember 2025. Tim membantu mengaktifkan kembali layanan rumah sakit yang sempat kolaps serta mendukung puskesmas di daerah terdampak.

Ketua Tim, Sudadi menyampaikan saat ini penanganan penyakit kulit dan diare menjadi fokus seiring persoalan sanitasi dan kualitas air. Selain itu, dukungan infrastruktur air bersih juga disiapkan untuk fasilitas kesehatan dan warga. Disamping memperluas layanan kesehatan secara bertahap,

Baca juga: Puan Maharani Ajak Perempuan Pastikan Bumi Jadi Rumah Aman Bagi Generasi Masa Depan

“Kami menurunkan tim lengkap dan mengaktifkan kembali layanan kesehatan agar kebutuhan dasar masyarakat segera terpenuhi,” tutur Sudadi.

Dukungan kesehatan mental dan psikososial turut menjadi bagian penting dalam respons bencana. Tim ini menekankan bahwa reaksi emosional penyintas merupakan respons wajar terhadap situasi ekstrem. Pendekatan Mental Health and Psychosocial Support dilakukan melalui pelatihan relawan dan koordinasi lintas organisasi.

Fokus diarahkan pada pemulihan keseharian anak dan keluarga terdampak. Ketua Tim Psikososial,  Diana Setiyawati menegaskan pentingnya pendekatan terpadu.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bencana ekologisBencana SumatraEmergency Response UnitInstitut Pertanian Bogor UniversityUniversitas Gadjah Mada

Editor

Next Post
Waspada hujan lebat libur Nataru 2026. Foto BMKG.

Siklon Tropis Saat Libur Nataru, Waspada Potensi Hujan Lebat

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi truk-truk pengangkut sampah. Foto PublicDomainPictures/pixabay.com.Sampah Nataru, Rest Area Wajib Mengelola dan Sanksi Bagi Kepala Daerah yang Abai
    In Lingkungan
    Sabtu, 27 Desember 2025
  • Tim rescue melakukan evakuasi korban longsor dan banjir di Kabupaten Pesisir Selatan,Sumbar, 9 Maret 2024. Foto Dok.BPBD Pesisir Selatan.Percepat Pencarian Korban Bencana dengan Integrasi Drone, AI dan Telepon Pintar
    In IPTEK
    Sabtu, 27 Desember 2025
  • Tim medis UGM memberi pelayanan kesehatan masyarakat terdampak bencana Sumatra di pengungsian. Foto Tim AHS UGM.Infeksi Pernafasan dan Penyakit Kulit Mengintai Pengungsi Bencana Hidrometeorologi
    In Rehat
    Jumat, 26 Desember 2025
  • Waspada hujan lebat libur Nataru 2026. Foto BMKG.Siklon Tropis Saat Libur Nataru, Waspada Potensi Hujan Lebat
    In News
    Jumat, 26 Desember 2025
  • Proses drop bantuan dengan helikopter untuk masyarakat di Karangbaru, Aceh Tamiang, 29 November 2025. Foto Dok. BNPB.UGM dan IPB Siapkan Langkah Penanggulangan Dampak Bencana Sumatra
    In News
    Kamis, 25 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media