Kamis, 8 Mei 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Vaksin HPV Pencegah Kanker Serviks Masuk dalam Imunisasi Rutin Nasional

Rabu, 4 Mei 2022
A A
Ilustrasi perempuan yang tengah sakit. Foto Saranya7/pixabay.com.

Ilustrasi perempuan yang tengah sakit. Foto Saranya7/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Kementerian Kesehatan menambah jumlah imunisasi rutin wajib dari 11 vaksin menjadi 14 vaksin. Salah satu vaksin tambahan adalah vaksin Human Papilloma Virus (HPV). Lantaran imunisasi rutin merupakan program pemerintah, berarti masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan vaksin tersebut.

Ada tiga vaksin yang masuk dalam imunisasi rutin nasional. Meliputi:

  1. Vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk mencegah penyakit radang paru, radang selaput otak, radang telinga yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus.
  2. Vaksin Rotavirus untuk mencegah diare berat dan komplikasinya yang disebabkan oleh virus Rota.
  3. Vaksin Human Papilloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker leher rahim (kanker serviks).

Mulai 2022, vaksin PCV diberikan secara nasional. Vaksin HPV juga diberikan di 131 kabupaten/kota di 8 provinsi, terdiri dari 4 provinsi di pulau Jawa dan 4 provinsi di luar pulau Jawa (Provinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Bali). Rencananya, pada 2023 sudah dilaksanakan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota.

Sementara imunisasi dengan vaksin Rotavirus akan dimulai pada 2022 di 21 kabupaten/kota yang mewakili tiap pulau dan akan diberikan secara nasional di tahun 2024.

Baca Juga: 170 Lebih Pasien Anak dari 12 Negara Hepatitis Akut, WHO Tetapkan Status KLB

Semua program imunisasi yang menjadi bagian dari program imunisasi rutin wajib akan dibebaskan dari tanggungan biaya dalam kondisi dan persyaratan tertentu. Misalnya, vaksin HPV diwajibkan kepada anak perempuan kelas 5 dan 6 sekolah dasar dalam program kegiatan Bulan Imunisasi Anak sekolah (BIAS) setiap Agustus.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan imunisasi merupakan cara yang paling tepat dan murah untuk mencegah kematian ibu dan anak.

“Vaksinasi menjadi salah satu intervensi kesehatan yang lebih murah dan efektif daripada intervensi ketika seseorang sudah masuk perawatan di rumah sakit,” kata Budi.

Baca Juga: Ini Cara Bijak Mengelola Uang THR agar Tak Cepat Habis

Sebelumnya, 11 jenis vaksin yang digunakan antara lain:

  1. Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan

– 1 Bulan : BCG Polio 1, mencegah penularan tuberculosis dan polio

– 2 Bulan : DPT-HB-Hib 1 Polio 2, mencegah polio, difteri, batuk rejan, retanus, hepatitis B, meningitis, & pneumonia

– 3 Bulan : DPT-HB-Hib 2 Polio 3

– 4 Bulan : DPT-HB-Hib 3 Polio 4

– 9 Bulan : Campak, mencegah campak

  1. Imunisasi lanjutan bayi usia 18-24 bulan

– Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus,    hepatitis B, pneumonia, dan meningitis

– Imunisasi campak rubella 1 dosis

Baca Juga: Halal bi Halal Bermula dari Tradisi Keluarga Menjadi Tradisi Instansi

  1. Imunisasi lanjutan anak sekolah dasar pada program tahunan Bulan Imunisasi Nasional

– Imunisasi campak rubella dan DT pada anak kelas 1

– Imunisasi tethanus diphteria td pada anak kelas 2 dan kelas 5 sekolah dasar

Ikut Vaksinasi HPV, Tetap Hindari Seks Bebas

Ketua Himpunan Onkologi Gine kologi Indonesia (HOGI), dokter spesialis kandungan, Brahmana Askandar menjelaskan, kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Padahal kanker serviks adalah kanker yang paling bisa dicegah.

Lantaran perjalanan penyakitnya mulai dari keadaan normal hingga menjadi kanker berlangsung dalam waktu yang lama, lebih dari 10 tahun. Selain itu, ada deteksi dini yang praktis dan efektif bernama pap smear serta ada vaksinasinya.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: kanker leher rahimkanker serviksKemenkeslesi prakankerpap smearUGMUnairvaksin HPV

Editor

Next Post
Ilustrasi sarapan. Foto the5th/pixabay.com.

Ini Tips Menjaga Pola Makan Pasca Puasa Ramadhan

Discussion about this post

TERKINI

  • Ditjen Gakkumhut Kementerian Kehutanan sampaikan laporan penanganan kasus Januari-April 2025, 6 Mei 2025. Foto Dok. Kementerian Kehutanan.Januari-April 2025, Pengaduan ke Ditjen Penegakan Hukum Kehutanan Capai 90 Kasus
    In News
    Selasa, 6 Mei 2025
  • Ilustrasi ganja medis. Foto TerreDiCannabis_/pixabay.com.BNN akan Gandeng BRIN untuk Riset Ganja Medis, LBHM Sampaikan Rekomendasi
    In IPTEK
    Selasa, 6 Mei 2025
  • Masyarakat adat Poco Lek menolak proyek panas bumi. Foto Dok. AMANProyek Panas Bumi di NTT Ditolak Warga, Kementerian ESDM Gandeng UGM
    In Lingkungan
    Senin, 5 Mei 2025
  • Rencana lokasi pembangunan sabo dam di DAS Anai, Sumatra Barat.Foto Dok. Kementerian PU.Masih Satu Juta Kubik Abu Gunung Marapi, Kementerian PU Bangun 9 Sabo Dam
    In News
    Senin, 5 Mei 2025
  • Lebah madu klanceng. Foto fotopirat/pixabay.Madu Klanceng Lebih Aman Bagi Penderita Diabetes
    In IPTEK
    Minggu, 4 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media