Berdasarkan pemodelan Badan BMKG, gempa tidak berpotensi tsunami. BMKG mencatat guncangan gempa itu dirasakan dalam intensitas skala III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI) di wilayah Tiakur, Kisar dan Alor.
“Sejauh ini belum ada laporan korban maupun kerusakan, namun petugas masih melakukan monitoring dan mengimbau masyarakat tetap siap siaga jika terjadi gempa susulan,” sebut Muhari.
Baca Juga: Pengurangan Risiko Bencana Adalah Investasi Efektif Mencegah Kerugian di Masa Depan
Berdasarkan kajian inaRISK, Kabupaten Maluku Barat Daya termasuk wilayah dengan potensi bahaya gempa kategori sedang hingga tinggi.
“Sebanyak 17 kecamatan di kabupaten ini memiliki potensi bahaya tersebut dengan total luas bahaya 429.621 hektar. Selain gempa, wilayah Maluku Barat Daya juga berpotensi bahaya tsunami dengan katagori sedang hingga tinggi,” kata Muhari.
Baca Juga: Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Dilanda Banjir Satu Meter Lebih
Menghadapi potensi bahaya gempa dan tsunami, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga. Bahaya gempa tidak dapat diprediksi secara akurat waktu dan tempat terjadinya. Pada bencana gempa bumi, sebagian besar warga menjadi korban akibat reruntuhan bangunan. Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan telah memiliki rencana kesiapsiagaan keluarga dan dapat melakukan evakuasi mandiri secara jika diperlukan pada saat darurat. [WLC01]
Discussion about this post