Rabu, 18 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Ada Elang Caraka dan SPORC untuk Amankan Hutan, Begini Cara Kerjanya

Elang Caraka adalah pesawat tanpa awak untuk mendeteksi dini kebakaran hutan. Sedangkan keberadaan SPORC untuk mengamankan hutan dari tindak kejahatan harus dengan cara kolaborasi.

Sabtu, 8 Januari 2022
A A
Ilustrasi kebakaran hutan. Foto Geralt/pixabay.com.

Ilustrasi kebakaran hutan. Foto Geralt/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Beberapa tahun belakangan kawasan hutan Indonesia mengalami penyusutan akibat peristiwa kebakaran hutan dan pembalakan liar. Sementara kondisi geografis berupa medan lahan gambut yang luas, kurangnya akses jalan, terbatasnya sumber daya manusia, dan minimnya fasilitas menimbulkan masalah besar untuk mendeteksi titik api dan pemadaman dini kebakaran.

“Ketika hutan terbakar, jarang ada yang mengetahui titik terbakar hutan tersebut,” kata Peneliti Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM, Gesang Nugroho dalam laman ugm.ac.id, Kamis, 6 Januari 2022.

Menurut Gesang diperlukan alat pendeteksi dini titik api di hutan untuk menghindari meluasnya kebakaran hutan dan lahan gambut (karhutla). Bersama tim yang dipimpinnya, Gesang bersama tim mengembangkan pesawat tanpa awak yang diberi nama Elang Caraka. Pesawat ini berfungsi melakukan deteksi dini kebakaran untuk mencegah meluasnya karhutla di Indonesia.

Baca Juga: Bencana Hidrometeorologi di Kota Jayapura, 6 Orang Meninggal Dunia

“Operator dapat mengendalikan pesawat tanpa awak dari jarak jauh serta melihat rekaman gambar secara langsung melalui monitor yang ada di Ground Control Station,” terang Gesang.

Pesawat tanpa awak Elang Caraka. Foto ugm.ac.id
Pesawat tanpa awak Elang Caraka. Foto ugm.ac.id

Pesawat tanpa awak ini dirancang mampu terbang selama enam jam dengan jarak tempuh 200 kilometer untuk melakukan pengawasan wilayah secara autonomous. Bentang sayapnya sepanjang 3,6 meter dan badan pesawat sepanjang  1,92 meter. Mesinnya berkapasitas 30 cc untuk menerbangkan pesawat yang berbobot 20 kilogram dan hanya memerlukan landasan sepanjang 90 meter untuk lepas landas dan mendarat.

Pesawat ini dilengkapi kamera thermal atau kamera suhu untuk mengirimkan rekaman udara secara langsung yang dapat dilihat di darat. Sedangkan untuk mendeteksi kebakaran menggunakan sensor cerdas electrical nose (Enose) yang mampu mendeteksi asap yang ditunjukkan peningkatan grafik output dari sensor cerdas dibanding dengan kondisi normal tanpa asap.

“Enose bekerja seperti halnya hidung manusia, menggunakan larik sensor gas yang mampu mendeteksi asap tersebut,” kata Gesang.

Baca Juga: Awal Tahun 2022, Kabupaten Bungo Dilanda Bencana Hidrometeorologi

Elang Caraka juga mampu dioperasikan pada siang maupun malam. Sekaligus menjadi solusi atas patroli selama ini yang menggunakan helikopter. Selain berbiaya mahal, pemantauan titik api dengan helikopter hanya bisa dilakukan pada siang hari.

“Dengan Elang Caraka, kami berharap tim pemadam dapat memadamkan api secara langsung sebelum membesar dan meluas,” kata Gesang, sehingga kebakaran hutan bisa ditanggulangi.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Elang CarakaEnoseFOLU Net Sink 2030Gesang NugrohokarhutlaKebakaran hutanKLHKLabuan Bajopembalakan liarpesawat tanpa awakProgram Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UGMRasio Ridho SaniSPORC

Editor

Next Post
Ilustrasi anak-anak Indonesia. Foto aditiotantra/pixabay.com.

PTM 100 Persen, Ini Persiapan Anak Jelang Vaksinasi Covid-19

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media