Senin, 22 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Ahli Meteorologi Ingatkan Waspada Kekeringan Meskipun Kemarau Basah

Sabtu, 5 Juli 2025
A A
Ilustrasi kekeringan. Foto klimkin/pixabay.com.

Ilustrasi kekeringan. Foto klimkin/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Meskipun musim kemarau belum sepenuhnya terjadi di Sebagian besar wilayah di Indonesia, Pakar Meteorologi IPB University, Sonni Setiawan mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau 2025. Menyusul penetapan status siaga kekeringan di lima provinsi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Kemarau tetap berisiko menimbulkan berbagai dampak serius, meskipun terdapat potensi hujan lokal akibat fenomena bintik matahari (sunspot),” kata Soni.

Dosen Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University ini menjelaskan, pola dasar musim di Indonesia dipengaruhi pergerakan angin monsun.

Baca juga: KIKA Ingatkan SLAPP Ancaman Serius Kebebasan Akademik Saksi Ahli di Indonesia

Secara umum, musim di Indonesia terbagi menjadi musim penghujan yang disebabkan angin monsun Asia dan musim kemarau yang disebabkan oleh angin monsun Australia. Musim kemarau akibat monsun Australia biasanya berlangsung pada bulan Juni hingga Agustus.

Namun, kemarau tahun ini memiliki karakter kemarau basah. Meskipun demikian, karakter dasar musim kemarau tetaplah periode kering.

“Tahun ini adalah kemarau basah akibat fenomena sunspot yang dapat meningkatkan curah hujan secara tidak langsung,” jelas dia.

Baca juga: Mengenal Nimbus, Varian SARS-CoV-2 Dalam Pantauan WHO

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Ahli Meteorologibintik matahariFMIPA IPB Universitykemarau basahsiaga kekeringan

Editor

Next Post
Ilustrasi kelelawar di pepohonan. Foto ignartonosbg/pixabay.com.

Delapan Virus Baru Teridentifikasi pada Kelelawar, Pakar Ingatkan Risiko Zoonosis

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media