Wanaloka.com – Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami, BMKG, Daryono mengungkapkan, patut disyukuri gempa yang terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DI Yogyakarta, pada Rabu, 6 April 2022, pukul 10.03 WIB, dengan kekuatan Magnitudo 4,9 belum ada laporan dampak kerusakan.
Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), episentrum gempa Yogyakarta, terletak pada koordinat 8.21 LS dan 110.57 BT, tepatnya di laut pada jarak 24 km arah barat daya Gunungkidul pada kedalaman 123 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Yogyakarta yang terjadi pagi ini merupakan jenis gempa berkedalaman menengah akibat adanya deformasi/patahan pada Lempeng Indo-Australia di zona Benioff,” kata Daryono.
Baca Juga: Catatan Hari Meteorologi Dunia 2022: Indonesia Belum Punya Satelit Deteksi Dini Bencana
Guncangan gempa Yogyakarta dirasakan dalam intensitas skala II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang) hingga skala III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
Gempa Yogyakarta dirasakan dalam intensitas skala II-III MMI di wilayah Pacitan, sementara Gunungkidul, Bantul, Sleman, dan Trenggalek dirasakan dalam intensitas skala II MMI.
Daryono menyebutkan, hingga Rabu pukul 10.30 WIB, hasil monitoring BMKG terhadap gempa yang dirasakan di Yogyakarta belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
Baca Juga: Ini Sumber Gempa Bukittinggi, Lindu Tahun 1926 Ratusan Orang Meninggal Dunia
“Gempa Yogyakarta tadi pagi bukan jenis gempa subduksi megathrust dan bukan juga gempa akibat sesar aktif kerak dangkal (shallow crustal earthquake), tetapi bersumber di Zona Benioff,” kata Daryono, pada Rabu siang.
Dikatakannya, gempa Yogyakarta terjadi di Zona Benioff, pada lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Pulau Jawa tidak lagi landai tetapi sudah menukik. Slab lempeng yang tersubduksi lebih dalam ini ada bagian yang mengalami deformasi atau patah yang kemudian memancarkan gelombang gempa.
Contoh gempa Benioff yang terakhir adalah gempa selatan Jawa Timur yang terjadi pada 21 Mei 2021 dengan magnitudo 5,9 di kedalaman 110 km. Gempa ini merusak ratusan rumah di 7 kabupaten dan kota di Jawa Timur, khusunya Blitar dan Malang.
Baca Juga: Puasa Bikin Tubuh Lemas dan Lapar? Coba Cek Menu Sahur Anda
“Patut disyukuri bahwa hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa Yogyakarta tadi pagi, karena gempa dalam lempeng mampu memancarkan guncangan sangat kuat di atas rata-rata gempa sekelasnya,” kata Daryono.
Discussion about this post