Wanaloka.com – Gempa yang melanda Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat, dengan kekuatan Magnitudo 4,5 pada Senin, 4 April 2022, pukul 01.14 WIB, dirasakan dalam intensitas skala II hingga IV MMI di sejumlah wilayah.
Menurut Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami, BMKG, Daryono, gempa Bukittinggi merupakan karakteristik makanisme Sesar Besar Sumatra (The Sumatra Fault Zone).
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa Bukittinggi pagi dini hari tadi Mag.4,5 memiliki mekanisme sesar geser menganan (dextral strike-slip) yang merupakan karakterisktik mekanisme Sesar Besar Sumatra (The Sumatra Fault Zone),” kata Daryono.
Baca Juga: Gempa Bukittinggi Magnitudo 4,5 Berpusat di Darat
Segmen Sianok yang menjadi pembangkit gempa Bukittinggi Magnitudo 4,5, sebut Daryono, pernah memicu gempa besar dengan skala 7,0 yang mengguncang Kota Padang Panjang.
“Segmen Sianok yang menjadi pembangkit gempa Bukittinggi pagi dinihari tadi Mag. 4,5 dalam catatan sejarah pernah memicu gempa besar berkekuatan sekitar 7,0 pada 28 Juni 1926 yang menyebabkan setidaknya 354 orang meninggal dunia,” sebut Daryono, dikutip dari akun media sosialnya.
Gempa Magnitudo 4,5 yang menguncang Kota Bukittinggi, jenis gempa dangkal dengan pusat gempa berada di darat pada kedalaman 10 kilometer. BMKG menjelaskan, gempa berada di 0.2 LS 100.34 BT, 12 kilometer barat laut Bukittinggi.
Baca Juga: Balai TNK Tindak Wisatawan Rayakan Ultah dengan Petasan di Pulau Kalong
Menurut BMKG, guncangan gempa Bukittinggi dirasakan dalam intensitas skala II hingga IV MMI di sejumlah wilayah. Di Kota Bukittinggi, Payakumbuh dan Agam getaran gempa dirasakan dalam intensitas skala III hingga IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi).
Discussion about this post