Wanaloka.com – Vaksin untuk Covid-19 berbasis imunoterapi dengan sel dendritik berhasil dikembangkan dikembangkan Arif Nur Muhammad Ansori melalui penelitian disertasinya. Arif menyebut vaksin temuannya memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan vaksin lainnya. Seperti halal, respon imun lebih cepat, tidak memerlukan adjuvant, tidak adanya penolakan dari tubuh, dan efek samping yang minimal.
“Kalau vaksin lain masih memiliki berbagai macam kekurangan seperti efek samping yang berat, ada respon penolakan tubuh, dan aspek halal yang masih belum terpenuhi,” kata Arif dalam sidang disertasi terbuka Program Doktor Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) pada 26 Januari 2023 lalu.
Baca Juga: Mengenal Komet ZTF yang Melintas secara Hiperbola Sekali Seumur Hidup
Penelitian dilakukan Arif saat Covid-19 pertama kali masuk di Indonesia pada Maret 2020. Arif bersama tim dari Professor Nidom Foundation melakukan analisis terhadap virus Covid-19. Sementara Arif berfokus pada protein S atau spike untuk disertasinya.
Protein yang didapat lalu dipetakan melalui metode in silico dan in vitro. Hasilnya berupa protein terbaik dalam menghasilkan respon imun. Hasil penelitian juga telah melalui proses publikasi jurnal ilmiah pada 2020 dan 2021 lalu dan masuk dalam jurnal internasional terindeks Scopus, baik Q2 maupun Q1.
Baca Juga: Badan Geologi Terbitkan 14 Peta Kawasan Rawan Bencana pada 2022
Penelitian yang dihasilkan Arif dapat menjadi dasar konstruksi protein S yang digunakan dalam pembuatan vaksin berbasis imunoterapi dengan sel dendritik.
Discussion about this post