Baca Juga: Empat Warga Indonesia Ajukan Gugatan Iklim terhadap Perusahaan Semen Swiss
Wafid menjelaskan jenis-jenis peta yang dibuat Badan Geologi meliputi peta geologi berlembar, peta anomali magnet, peta geofisika anomali gaya berat, peta seismotektonik, peta mikrozonasi, geologi kuarter, geomorfologi, juga peta sebaran batuan ultrabasa.
Peta geologi adalah peta yang menggambarkan informasi sebaran jenis batuan baik secara lateral maupun vertikal disertai dengan umur, jenis batuan dan komposisi fisik dan kimianya. Peta anomali magnet adalah peta yang menyajikan informasi tentang kemagnetan batuan suatu daerah dalam bentuk kontur dan atau citra warna yang dilengkapi dengan simbol-simbol dan keterangan.
Peta seismotektonik adalah peta yang menggambarkan sebaran sumber gempa bumi beserta zona sumber gempa buminya dan tingkat kegempaannya (seismisitasnya). Sedangkan peta geomorfologi adalah peta yang menggambarkan bentuk relief permukaan bumi, disertai dengan informasi mengenai genesa terbentuknya serta susunan batuannya.
Baca Juga: KLHK Siap Tuntaskan Masalah Sampah 2025 Lewat Hari Peduli Sampah 2023
Kemudian peta geologi kuarter adalah peta tematik yang khusus membuat informasi batuan atau endapan batuan yang berumur kuarter (kurang dari 2 juta tahun), endapan kuarter bersifat lunak, lepas dan belum mengeras seperti batuan di dalam peta geologi. Informasi sebaran endapan kuarter batuan dibuat dalam bentuk lateral dan vertical (dari hasil pengeboran) disertai lingkungan saat pengendapannya, seperti endapan rawa, endapan pantai, endapan limpah banjir, endapan tanggul sungai.
“Ultrabasa untuk persiapan kami mendukung Carbon Capture and Storage (CCS) juga Carbon Capture and Utilisation and Storage (CCUS) untukmengurangi emisi karbon. Juga peta anomali bourger, peta anomali magnet, juga peta geologi daerah Surabaya dan Sidoarjo,” papar Wafid. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post