Kepala BNPB menyatakan, penanganan dampak bencana sudah berjalan bagus.
“Kerja sama antara TNI, Polri, Basarnas dan pemerintah daerah semuanya turun ke lapangan,” katanya.
Berdasarkan laporan, menurut Suharyanto, dua warga sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Masih ada sepuluh warga yang masih hilang.
“Kita harus terus berupaya melakukan pencarian dan pertolongan sampai ketemu,” tegasnya.
Baca Juga: Pertambangan Batu Bara Masih Idola dan Dipermudah, Meski Nol Emisi Jadi Target
Sedangkan kerusakan rumah penduduk berjumlah 35 unit. Banjir bandang Humbahas ini berdampak terhadap 200 penduduk.
Suharyanto menegaskan, memindahkan warga terdampak bencana banjir bandang. Rencana relokasi para penyintas bencana alam ini, dilatari sejarah bencana yang terjadi dilokasi sejak 1972.
“Masyarakat yang terdampak di sini akan dipindah. Karena kejadian serupa pernah terjadi pada tahun 1972. Bupati akan menyiapkan lahannya dan nanti pemerintah pusat melalui BNPB akan membangunnya,” kata Suharyanto.
Dijelaskannya, dalam relokasi nantinya akan melibatkan segenap unsur termasuk para ahli untuk memperoleh rekomendasi terbaik, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Baca Juga: Letusan Gunung Marapi Sumbar Sejumlah Kecamatan Diselimuti Abu Vulkanis
Beberapa alternatif dan pilihan lain tentunya memperbaiki vegetasi di wilayah hulu dan merelokasi warga.
“Agar tidak terulang lagi, maka setelah tanggap darurat dan rehabilitasi serta rekonstruksi jangka pendek kita akan mengatasi bagaimana wilayah hulunya. Apakah penguatan vegetasi di hulu atau memindahkan masyarakatnya, nanti kita tentukan,” ungkap Suharyanto.
Permasalahan bagian hulu, Suharyanto menjelaskan hal itu akan ditangani pemerintah daerah, BNPB memberikan pendamingan dan dukungan sampai tahap rehabilitasi dan rekonstruksi selesai.
“Yang paling paham nanti Pemda yang melakukan kaji cepat,” katanya.
Baca Juga: Hujan Abu di Boyolali dan Magelang Akibat Awan Panas Merapi 2 Kilometer
Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor membenarkan bahwa wilayah hulu terdapat permasalahan deforestasi yang dilakukan oleh oknum tertentu. Jika ditotal, luas wilayah yang rusak akibat praktik pembalakan liar mencakup empat hektar.
Hal itu pula yang kemudian diduga menjadi salah satu pemicu banjir bandang.
“Memang di atas ada penebangan. Nanti kita, dari TNI dan Polri akan bertindak tegas,” ungkap Dosmar. [WLC01]
Discussion about this post