Kamis, 19 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Belajar dari Erupsi 127 Gunung api: Siapkan Mitigasi Lewat Sistem Peringatan Dini

Keberadaan gunungapi menuai berkah di tengah ancaman bahaya erupsi. Solusi untuk menekan jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda melalui mitigasi bencana. Salah satunya menyiapkan sistem peringatan dini erupsi gunungapi.

Senin, 7 Februari 2022
A A
Visual erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat, 4 Februari 2022. Foto PVMBG.

Visual erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat, 4 Februari 2022. Foto PVMBG.

Share on FacebookShare on Twitter

Mitigasi perlu kolaborasi antar-instansi

 

Hanik Humaida menyampaikan tingkat aktivitas gunungapi di Indonesia cukup tinggi dengan karakter yang berbeda dan tipe erupsi yang berbeda pula. Aktivitas gunung api periode 2000-2021 terjadi lebih dari 150 erupsi dari 38 gunungapi dengan berbagai tipe erupsi, yaitu efusif, eksplosif, dan freatik, serta menimbulkan berbagai fenomena bahaya.

Upaya mitigasi memerlukan identifikasi terhadap aktivitas gunung api terlebih dahulu. Kemudian memahami bahaya serta risikonya yang diidentifikasi melalui pengamatan tipe erupsi gunungapi dan periode pengulangan erupsi. Juga perlu dilakukan identifikasi atas fenomena-fenomena erupsi, seperti awan panas letusan, awan panas guguran, gas, jatuhan abu, lahar, lava flow, dan tsunami, serta dampak jangkauan bahaya.

Apabila aktivitas dan bahaya bencana gunungapi sudah diidentifikasi, selanjutnya dilakukan upaya mitigasi bencana. Mitigasi bencana tidak bisa dilakukan oleh satu instansi saja, melainkan perlu dilakukan bersama oleh seluruh stakeholder terkait.

Baca Juga: Status Gunung Dempo Waspada, Hati-hati Ancaman Erupsi Freatik

“Mitigasi bencana gunungapi, meliputi peringatan dini, diseminasi informasi, edukasi dan sosialisasi,” papar Hanik.

Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Afrial Rosa mengungkapkan, seluruh stakeholder memiliki peran yang sama dalam melakukan mitigasi bencana gunungapi. Salah satunya adalah diseminasi informasi terkait mitigasi bencana gunungapi kepada masyarakat. Ia menilai, ada hal yang perlu diperbaiki antara semua stakeholder terkait agar diseminasi informasi dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat dengan baik.

“Perlu ada alur koordinasi yang jelas dalam sistem mitigasi bencana ini, sehingga dapat dipastikan peringatan dini kondisi bencana itu sampai ke masyarakat,” tandasnya.

Berkah di balik bahaya gunungapi

Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Prof. Nana Sulaksana mengatakan, di balik potensi bahaya yang ditimbulkan dari aktivitas gunung api, ada berkah yang bisa dimanfaatkan oleh manusia ataupun makhluk hidup lainnya.

Pertama, gunungapi sumber regenerasi tanah. Endapan vulkanik pascaerupsi merupakan penyubur wilayah pertanian.

“Kalau tidak ada gunung api, tidak ada peremajaan kepada tanah di sekitarnya,” kata Nana dalam diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Berkah dan Bencana Gunung Api” yang dilansir dari laman unpad.ac.id.

Kedua, gunungapi berperan sebagai penyedia komoditas air. Bahkan air yang dihasilkan cukup banyak dan bisa dimanfaatkan secara langsung. Komoditas air tersebut banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum kemasan. Mengingat air di wilayah gunungapi sudah kaya akan mineral.

“Lain kalau di wilayah kapur dan sedimen, sudah pasti harus diolah dulu,” ujar Prof. Nana.

Ketiga, gunung api juga memiliki banyak kandungan mineral yang dapat ditambang dan dimanfaatkan bagi aktivitas manusia. Kawasan ini menyimpan energi panas bumi yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan energi panas bumi.

Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru Muntahkan Abu Vulkanis Setinggi 200 Meter  

Keempat, menjadi lokasi wisata untuk menambah pendapatan masyarakat hingga berperan dalam membentuk peradaban. Sejarah mencatat, beberapa kerajaan Nusantara berada di kaki gunung berapi. Tinggalan artefak seperti candi atau prasasti sebagian besar menggunakan sumber batu dari material gunung api.

Meskipun sering disebut sebagai bencana, erupsi gunung api adalah proses keseimbangan alamiah yang sudah terjadi beratus tahun lalu. “Erupsi gunung api adalah siklus alam yang harus terjadi agar bumi harmoni dan layak dihuni,” pungkasnya.

Aktivitas manusia di wilayah gunung api tetap harus mengedepankan mitigasi. Aktivitas pemantauan, penelitan, dan sosialisasi mitigasi gunung api ke masyarakat harus rutin dilakukan. [WLC02]

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: early warning systemErupsi Gunung Anak Krakatauerupsi gunung apikawasan rawan bencanamitigasiSistem peringatan dini

Editor

Next Post
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan. Foto maritim.go.id.

PPKM Jabodetabek, DIY, Bali, Bandung Raya Naik Level 3, Tempat Hiburan Tetap Buka

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media