Senin, 19 Mei 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Belajar dari Erupsi 127 Gunung api: Siapkan Mitigasi Lewat Sistem Peringatan Dini

Keberadaan gunungapi menuai berkah di tengah ancaman bahaya erupsi. Solusi untuk menekan jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda melalui mitigasi bencana. Salah satunya menyiapkan sistem peringatan dini erupsi gunungapi.

Senin, 7 Februari 2022
A A
Visual erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat, 4 Februari 2022. Foto PVMBG.

Visual erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat, 4 Februari 2022. Foto PVMBG.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Anak Krakatau meletus sembilan kali pada 4 Februari 2022 lalu. Ketinggian kolom abu mencapai 800-1.000 meter di atas puncak. Warna kolom kelabu-hitam dan tebal. Status gunungapi berada di level II atau waspada.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif,” kata Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM Eko Budi Lelono saat mengumumkan kawasan rawan bencana Gunung Anak Krakatau.

Secara historis, potensi bahaya longsoran tubuh gunungapi itu merupakan ancaman bahaya permanen yang perlu selalu diwaspadai dan diantisipasi. Terutama oleh instansi yang berwenang dalam menyampaikan peringatan dini (early warning system/EWS) bahaya ikutan gunungapi seperti tsunami.

Baca Juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau, BNPB Tegaskan Video yang Beredar Tahun 2018

Mengingat longsoran tubuh gunungapi tidak dapat diprediksi waktu kejadian dan volumenya. Juga tidak bergantung pada kondisi gunungapi sedang mengalami erupsi maupun tidak.

“Longsoran tubuh gunungapi dapat terjadi dengan atau tanpa diawali peningkatan aktivitas gunungapi,” kata Eko mengingatkan.

Persoalannya, kawasan gunungapi memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat. Semisal untuk destinasi wisata maupun kawasan pertanian karena lahannya subur. Mau tak mau, masyarakat di sana sangat rentan terhadap ancaman erupsi gunung api. Sejumlah catatan menunjukkan, beberapa erupsi gunung api memakan korban jiwa. Juga berdampak pada terganggunya aspek ekonomi dan sosial masyarakat, serta rusaknya sarana prasarana dan hasil pembangunan lain.

“Ini tantangan dan komitmen kami untuk terus meningkatkan pelayanan mitigasi bencana gunungapi. Agar korban jiwa dan kerusakan hasil pembangunan berkurang,” jelas Eko saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gunung Api Tahun 2022 dalam siaran pers yang dilansir dari laman esdm.go.id, Kamis, 3 Februari 2022.

Baca Juga: Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Semeru Bertambah Menjadi 80,43 Hektare

Ada empat unsur tugas Badan Geologi dalam peringatan dini gunungapi. Meliputi sistem pemantauan dan peringatan serta sistem komunikasi dan diseminasi informasi. Keduanya harus berkolaborasi dengan kementerian atau lembaga lain agar mendapatkan hasil yang optimal. Kemudian unsur pengetahuan risiko dan kemampuan respon masyarakat yang merupakan tugas kolektif dari para stakeholder.

Kepala PVMBG sekaligus Ketua Panitia Rakernas Andiani menjelaskan Rakernas Gunung Api Tahun 2022 mengusung tema Penguatan Sistem Peringatan Dini Gunung Api. Tujuannya adalah untuk memperoleh masukan, saran, dan pendapat dari para stakeholder.

“Agar dapat menjadi bahan perbaikan, sekaligus penguatan sistem peringatan dini gunungapi di masa datang,” terang Andiani.

Sirine peringatan dini dan paling akhir

Gunung Anak Krakatau adalah satu contoh dari 127 gunungapi aktif yang ada di Indonesia. Sebanyak 69 gunung di antaranya dipantau secara intensif melalui 73 pos pengamatan gunung api. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah gunung api aktif terbanyak.

Semula, tujuan dari early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini saat terjadi bencana erupsi gunungapi adalah masyarakat dapat segera menyelamatkan diri dari bahaya.

“Tapi EWS juga dapat diartikan sebagai peringatan paling akhir bahaya erupsi gunung api,” ungkap Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hanik Humaida yng dilansir dari laman esdm.go.id, Minggu, 6 Februari 2022.

Ia mencontohkan, Gunung Merapi memiliki EWS berupa sirine. Meliputi 3 sirine yang bisa dikendalikan jarak jauh dari kantor BPPTKG dan 3 sirine lain yang harus dinyalakan secara manual di pos pengamatan Gunung Merapi. Sirine dinyalakan hanya dalam kondisi darurat.

“Pada 25 Oktober 2010 lalu, sirine dibunyikan ketika status Gunung Merapi menjadi awas. Juga ketika terjadi fenomena awan panas besar,” terang Hanik.

Baca Juga: 40 LSM Komitmen Bangun Huntara untuk Warga Relokasi Gunung Semeru

Kelebihan dari sirine sebagai EWS adalah unggul dalam hal kecepatan, karena langsung memberikan pesan “bahaya” kepada masyarakat ketika berbunyi. Di sisi lain, sirine juga memiliki kelemahan saat terjadi awan panas yang memiliki kecepatan luncuran mencapai 100 kilometer per jam.

“Hanya dalam 3 menit awan panas dapat menjangkau 5 kilometer,” jelas Hanik.

Menurut Hanik, hal yang utama dalam mitigasi bencana adalah menyiapkan masyarakat agar mampu memberikan respon terhadap EWS secara cepat dan tepat.

“Kita harus memberikan pemahaman kepada masyarakat apa saja sumber ancaman dari bencana gunung api, patuhi Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB). Jika ada peringatan dini, maka sudah menjadi suatu perilaku atau budaya. Secara otomatis masyarakat bisa menyelamatkan diri,” kata Hanik.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: early warning systemErupsi Gunung Anak Krakatauerupsi gunung apikawasan rawan bencanamitigasiSistem peringatan dini

Editor

Next Post
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan. Foto maritim.go.id.

PPKM Jabodetabek, DIY, Bali, Bandung Raya Naik Level 3, Tempat Hiburan Tetap Buka

Discussion about this post

TERKINI

  • Pusat gempa dangkal 5,2 magnitudo yang mengguncang Kota Mataram, Lombok Barat, pada Minggu, 18 Mei 2025. Foto tangkap layar Google Earth berdasarkan koordinat gempa BMKG.Kota Mataram Diguncang Lindu 5,2 Magnitudo Dirasakan Skala III MMI
    In News
    Minggu, 18 Mei 2025
  • Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dilanda bencana hidrometeorologi, banjir bandang pada Selasa, 13 Mei 2025. Foto BPBD Lumajang.Bencana Hidrometeorologi Landa Pulau Jawa dan Sulawesi Menelan Korban Jiwa
    In Bencana
    Kamis, 15 Mei 2025
  • Guru Besar Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University, Prof. Gunanti. Foto Dok. IPB University.Gunanti, Ayo Kolaborasi Shelter dan Animal Welfare untuk Hewan Terlantar
    In Sosok
    Rabu, 14 Mei 2025
  • Proses pencarian lanjutan pendaki hilang di Gunung Binaya di Maluku Tengah, 12-19 Mei 2025. Foto Dok. Balai TN Manusela.Pencarian Pendaki Hilang di Gunung Binaya Dilanjutkan Hingga 19 Mei 2025
    In News
    Rabu, 14 Mei 2025
  • Daun kelor. Foto Dok. Unair.Makanan Tambahan dengan Daun Kelor, Gizi Balita Stunting di Gunungkidul Alami Perbaikan
    In IPTEK
    Selasa, 13 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media