Senin, 22 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Belajar dari Keluarga Suku Baduy Luar Menghadapi Serbuan Teknologi Gawai

Pendidikan adat berbasis keluarga ini menjadi benteng sunyi suku Baduy dalam menghadapi serbuan gawai.

Sabtu, 4 Oktober 2025
A A
Ibu dan anak Suku Baduy. Foto WHO.

Ibu dan anak Suku Baduy. Foto WHO.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Perkembangan teknologi khususnya gawai telah merambah ke hampir seluruh pelosok negeri. Di perkotaan, gawai menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas sehari-hari mulai belajar, hiburan hingga berelasi.

Namun, masyarakat adat Baduy Luar menghadirkan potret dari sudut yang berbeda. Mereka tidak sepenuhnya menolak gawai, tetapi menempatkan keluarga sebagai benteng pertama dalam menjaga generasi muda agar tidak tenggelam mendalam dalam perkembangan gawai dan teknologi.

Melalui Rihlah Ilmiah mata kuliah Keluarga dan Pembangunan bersama Guru Besar Ilmu Keluarga IPB University, Prof. Euis Sunarti, fenomena ini terlihat dalam kehidupan keluarga Baduy Luar.

Baca juga: Wiratni, PLTSa Jangan Jadi Satu-satunya Solusi Penanganan Sampah

“Seorang ibu muda masih menemani anak balitanya bermain peran sederhana dengan karakter hewan,” ungkap mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Keluarga IPB University, Muhamad Fikri Maulana yang turut serta.

Anak-anak lain juga terlihat asyik bermain mobil-mobilan, mainan manual dari kayu pohon tanpa teralihkan oleh layar gawai. Lahan lapang di depan rumah pun masih difungsikan menjadi arena bermain bola.

Potret ini menyiratkan pesan kuat.

“Masa kanak-kanak di Baduy Luar masih diisi dengan aktivitas nyata bukan terpaku pada gawai semata,” ucap Fikri.

Baca juga: Pemerintah Siapkan Program Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik

Orangtua menjadi teladan

Ia juga menemukan pola berbeda yang terjadi pada generasi remaja Baduy Luar. Ketika usia beranjak belasan tahun, mereka mulai asyik dan tertarik dengan gawai. Tidak jarang remaja Baduy Luar menggunakan gawai untuk ‘mabar’ alias main game bareng atau menonton video kelakar.

Padahal, para orang tua menggunakan gawai karena kebutuhan akan fungsinya, semisal untuk berdagang dan berkomunikasi. Jarang sekali mereka terjerumus dalam dunia maya secara berlebihan.

Fikri bertutur, perbedaan ini menegaskan ada garis batas yang dijaga keluarga. Bahwa anak-anak diarahkan menikmati dunia nyata, sementara orang tua mulai bersentuhan dengan gawai sesuai kebutuhan walaupun remaja sudah mulai terlena.

Baca juga: Tren Kebencanaan Meningkat, Pakar Bahas Inovasi Pendanaan Bencana

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Fakultas Ekologi Manusia IPB UniversitySuku Baduy Luarteknologi gawai

Editor

Next Post
Komunitas Banyu Bening mengenalkan manfaat air hujan di Sukolilo, Kota Surabaya, 3 Oktober 2025. Foto Istimewa.

Mengenalkan Manfaat Air Hujan untuk Air Minum di Sukolilo Surabaya

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media