Selain ancaman hujan ekstrem, BMKG juga mengidentifikasi potensi banjir rob yang dapat melanda kawasan pesisir utara dan selatan Jawa Tengah. Dalam rapat koordinasi tersebut, Dwikorita menekankan upaya mitigasi bencana harus dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, TNI, Polri, hingga masyarakat.
Nana menyatakan Pemerintah Jawa Tengah telah mengambil langkah-langkah antisipasi, termasuk memetakan jalur evakuasi, memastikan kesiapan drainase di kawasan rawan longsor, dan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat hingga tingkat desa.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti website, aplikasi InfoBMKG, dan media sosial.
Baca juga: Ekspedisi Antartika, Ungkap Kayu Usia 130 Tahun dan Batuan Tertua di Bumi
Waspada tanda-tanda awal bencana
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menambahkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) kemungkinan akan kembali diterapkan untuk mengurangi dampak curah hujan ekstrem di wilayah-wilayah tertentu. Sebelumnya, TMC telah berhasil dilaksanakan di beberapa daerah untuk mengendalikan intensitas hujan dan meminimalkan risiko banjir.
Selain itu, BMKG telah menyampaikan informasi detail mengenai wilayah yang berpotensi terdampak bencana, termasuk daftar kabupaten, kecamatan, dan desa yang berisiko. Informasi ini dapat diakses masyarakat dan pemerintah daerah untuk mempermudah langkah antisipasi.
Dwikorita juga mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap tanda-tanda awal bencana, seperti retakan tanah, rembesan air dari lereng, atau pohon yang tiba-tiba miring. Jika tanda-tanda ini terdeteksi, masyarakat diimbau segera meninggalkan lokasi rawan dan melapor kepada pihak berwenang.
Baca juga: Wahyu Wilopo, Mata Air Keruh Muncul di Kaki Lereng Jadi Penanda Rawan Longsor
Di sisi lain, masyarakat yang berada di pesisir diminta untuk menghindari aktivitas di dekat pantai saat terjadi pasang tinggi atau gelombang besar. Potensi banjir rob di pesisir utara diperkirakan terjadi pada 31 Januari 2025. Selain curah hujan, gelombang laut dengan kategori sedang (1,25–2,5 meter) di Laut Jawa dan Samudra Hindia juga diperkirakan dapat mengganggu aktivitas pelayaran dan perikanan.
Dwikorita yakin kolaborasi dan koordinasi antara BMKG, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat meminimalkan dampak bencana yang mungkin terjadi.
“Kita semua harus bekerja sama untuk memastikan keselamatan masyarakat. Informasi yang kami sampaikan bukan hanya untuk meningkatkan kewaspadaan, tetapi juga untuk membantu masyarakat mengambil langkah konkret dalam mengantisipasi bencana,” tutup Dwikorita. [WLC02]
Sumber: BMKG
Discussion about this post