Baca Juga: HKB 2024, Penanggulangan Bencana Menjadi Superprioritas
Dalam kesempatan itu, Amran dan para undangan diajak untuk menyaksikan sawah yang telah ditanami dengan benih IPB 9G. Juga melihat demplot varietas benih padi cerdas iklim lain yang sedang dikembangkan IPB University, yakni IPB 12 S 13 S, 14 S, dan 15 S.
Produksi Padi Naik 32 Persen di Kampung Inovasi IPB Subang
Sementara dalam panen raya padi di Kampung Inovasi IPB Subang pada 21 April 2024, Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) IPB University, Prof. Suryo Wiyono mengatakan, penerapan beragam inovasi dan teknologi IPB University telah berhasil menaikkan hingga 32 persen produksi padi di 350 hektare sawah di Desa Kiarasari, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
“Inovasi dan teknologi IPB University di Kampung Inovasi IPB Subang mampu menghasilkan peningkatan produktivitas dari 7,3 ton gabah kering panen (GKP) menjadi 9,72 ton GKP per hektare. Artinya, produktivitasnya meningkat 32,8 persen,” jelas Suryo saat panen raya.
Baca Juga: Akankah WWF ke-10 di Bali Menjadi Solusi Krisis Air Dunia?
Kampung Inovasi IPB Subang dinilai memberi dampak peningkatan harga jual gabah 200 rupiah per kilogram karena diserap Sari Bumi Nusantara (SBN). Perusahaan tersebut merupakan usaha penggilingan padi milik alumni IPB University yang berada di lokasi setempat.
Selain itu, mekanisasi pertanian dan minimnya pemberian pestisida di Kampung Inovasi IPB Subang juga berdampak pada efisiensi biaya produksi. Penghematan biaya produksi bisa mencapai 25 persen. Pola Kampung Inovasi IPB Subang sangat mungkin untuk diperluas dan direplikasi untuk skala kabupaten, provinsi maupun nasional.
Kampung Inovasi IPB Subang diinisiasi tahun 2021 antara Faperta IPB University, SBN, Himpunan Alumni (HA) IPB Subang, Pemerintah Desa (Pemdes) Kiarasari dan dukungan Dinas Pertanian Subang. Perintis inovasi adalah almarhum Dr. Sugiyanta selaku Dekan Faperta IPB University periode 2020-2025 bersama tim Faperta dan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta).
Baca Juga: Mitigasi Dampak Erupsi Gunung Ruang Dilarang Masuk Kampung Pumpente dan Laingpatehi
Pada dua tahun pertama (2021-2022), Kampung Inovasi IPB Subang mendapatkan dukungan melalui program Matching Fund Kedaireka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Perkembangannya, Kampung Inovasi IPB Subang juga didukung sejumlah infrastruktur berupa gudang, combine harvester, pompa, transplanter dan traktor. Fasilitas tersebut diberikan oleh Kementerian Pertanian (Kementan).
Kemudian saat musim tanam pertama (MT 1), Kampung Inovasi IPB Subang didukung sarana produksi pertanian (saprodi), yakni pupuk, benih, biostimulan dan pestisida melalui Program Hara Berimbang. Untuk menjalankan Kampung Inovasi IPB Subang, IPB University juga bekerja sama dengan SMKN Compreng.
Baca Juga: KKP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Lobster
Suryo juga menerangkan, secara substansi, Kampung Inovasi IPB Subang memiliki tiga komponen. Pertama, integrasi hulu hilir – pra tanam – on farm – panen- pascapanen dan pemasaran. Kedua, penerapan inovasi hulu hilir, dan ketiga, kawasan satu desa: 500 hektare.
Sejumlah inovasi yang sudah diterapkan antara lain persemaian dapok dan hidroponik, mekanisasi penanaman dengan transplanting, bioimunisasi tanaman untuk ketahanan terhadap hama penyakit tanaman (HPT), serta monitoring dan pengendalian hama, khususnya penggerek. Kampung Inovasi IPB Subang juga menerapkan teknologi trap barrier system (TBS) untuk pengendalian hama tikus, serta optimasi pemupukan dengan kombinasi pupuk organik dan NPK.
“Kami juga melakukan uji coba penyemprotan biofertilizer dan biopestisida dengan drone serta penerapan mekanisasi panen. Sementara untuk pascapanen, pengolahan dan pemasaran dilakukan di SBN,” tutur Suryo.
Baca Juga: Wapres Dorong Penanggulangan Bencana Lewat Kecerdasan Buatan
Juga terdapat beberapa inovasi yang masih dalam pengembangan. Antara lain teknologi digitasi petal, peta kesuburan 1 Desa 1: 10.000 (satu satunya di Indonesia), pemantauan kesehatan tanaman dengan drone, peramalan HPT berbasis automatic weather station (AWS), dan penguatan kelembagaan.
Kampung Inovasi IPB Subang telah melibatkan 10 dosen lintas departemen dari Faperta, Fateta dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Juga melibatkan sebanyak 35 mahasiswa baik penelitian, magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) maupun praktik lapang, serta guru dan 77 siswa SMKN Compreng.
“Kalau bisa (Kampung Inovasi IPB Subang) ini juga bisa diterapkan di daerah-daerah yang produktivitasnya rendah, sehingga nanti kelihatan peningkatan setelah ada program ini,” harap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) Jawa Barat, Wahid Sarifudin. [WLC02]
Sumber: IPB University
Discussion about this post