Wanaloka.com – Saat suasana mendung, kurang paparan sinar matahari, tak jarang kita merasa sendu, galau dan perasaan mendayu-dayu. Sinar matahari seolah memengaruhi suasana hati. Benarkah?
“Betul, karena sinar matahari berpengaruh terhadap zat serotonin dalam tubuh yang menjaga kita dalam suasana hati yang baik dan tetap segar,” kata pakar kesehatan jiwa UGM, dokter Ronny Tri Wirasto.
Paparan sinar matahari akan merangsang otak untuk memproduksi serotonin, yakni zat yang berperan dalam mengatur suasana hati dalam tubuh. Zat ini membantu untuk mengatur perasaan hati, seperti bahagia, sedih, nyaman, cemas, nyeri dan lainnya. Paparan yang cukup akan meningkatkan produksi zat ini dan menjaga suasana hati untuk tetap baik dan rasa segar pada siang hari. Sebaliknya, kandungan zat dalam tubuh rendah bisa memengaruhi suasana hati menjadi tidak nyaman.
Baca Juga: Neti Nurani: Bayi dengan Berat Lahir Rendah Berisiko Kena Diabetes dan Hipertensi
“Kalau suasana hati sedang low, biasanya suka yang redup-redup dan berdiam di kamar. Ini memang mekanisme tubuh saat mood tidak baik. Namun harus dipaksa untuk terpapar matahari agar suasana hati bisa bagus lagi,”papar Ronny.
Saat malam hari, pelepasan zat serotonin akan menurun. Sebab, otak tidak lagi terangsang memproduksi serotonin. Setelahnya, tubuh akan mulai melepas zat melantonin yang memicu rasa mengantuk dan lelah.
“Paparan matahari yang cukup akan memicu peningkatan zat melantonin pada malam hari yang mendorong rasa kantuk dan lelah. Tidur malam menjadi lebih lelap,” tutur Ketua Prodi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM ini.
Baca Juga: Banjir Klaten, BNPB Imbau Warga Waspadai Curah Hujan Hingga Minggu
Hanya saja, sinar matahari menjadi persoalan bagi orang-orang yang tinggal di wilayah sub tropis atau memiliki empat musim. Mengingat sinar matahari menjadi hal langka di wilayah tersebut saat musim dingin. Kondisi ini menjadi tidak menyenangkan bagi orang dengan Seasonal Affective Disorder (SAD), yaitu gangguan suasana perasaan hati terkait musim yang banyak terjadi di negara dengan empat musim dan menguat saat musim dingin.
“Gangguan ini jarang terjadi di negara tropis,” ucap Ronny.
Discussion about this post