“Upaya kolaboratif ini memiliki peran sentral dalam memahami kondisi lautan global dan ekosistemnya secara menyeluruh, membangun kemitraan global yang memfasilitasi sumber daya dan solusi bersama untuk mengatasi tantangan samudera di dunia,” papar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam DBCP-39 di Nusa Dua, Bali pada 24 Oktober 2023.
Baca Juga: Perusahaan Tambang Nikel Gugat UU 27 Tahun 2007, Walhi: Ancaman Kelangsungan Hidup Pulau Kecil
Saat dunia semakin terhubung dan penting bekerja sama secara global, DBCP menjadi simbol kolaborasi ilmiah yang kuat. Program ini tidak sekadar berupaya untuk membagi pengetahuan, tetapi juga berkomitmen untuk mencapai tujuannya secara aktif, membuka peluang untuk terobosan dalam disiplin ilmu seperti oseanografi, meteorologi, klimatologi, dan bidang-bidang lainnya. Data yang tersedia secara terbuka dianggap sebagai harta berharga bagi peneliti dan masyarakat yang prihatin akan lingkungan. Tekad DBCP adalah memastikan data tentang laut dan iklim dapat diakses semua pihak.
Data tersebut memberikan wawasan berharga tentang dinamika cuaca dan kondisi lautan yang memungkinkan untuk memprediksi dan merespons bencana alam, seperti tsunami dan cuaca buruk, dengan lebih presisi.
“Semoga pertemuan DBCP ini memberi dampak positif bagi dunia. Hasilnya bisa memberikan kontribusi pada inisiatif Early Warnings for All (EW4All) yang digagas World Meteorological Organization (WMO) dan untuk mendukung Dekade Ilmu Kelautan PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan,” kata Dwikorita. [WLC02]
Sumber: BMKG
Discussion about this post