Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

BMKG Ajak Masyarakat Memanen Air Hujan Sebelum Kemarau, Begini Caranya

Jumat, 17 Februari 2023
A A
Contoh bak penampung untuk memanen air hujan. Foto dlhkotasemarang.go.id.

Contoh bak penampung untuk memanen air hujan. Foto dlhkotasemarang.go.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengajak seluruh masyarakat dan pemerintah daerah mulai memanen air hujan (rain water harvesting) dengan cara menampungnya menggunakan tandon atau bak penampung air. Memanen air hujan merupakan langkah mitigasi untuk menghadapi musim kemarau 2023.

“Mumpung saat ini hujan masih turun,” kata Dwikorita di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 15 Februari 2023.

Kemudian saat kemarau nanti, air hujan yang dipanen tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terutama di daerah-daerah yang rawan kekeringan, seperti Provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Mengingat BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dibandingkan dengan periode tiga tahun terakhir (2020-2022).

Baca Juga: Ini Enam Persoalan Prioritas Sumber Daya Air dalam WWF 2024 di Bali

Dwikorita memaparkan, dalam waktu beberapa bulan mendatang, curah hujan dengan kategori intensitas rendah diprediksi terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Sektor-sektor yang terdampak, seperti sumber daya air, kehutanan, pertanian, dan kebencanaan, perlu melakukan langkah antisipatif untuk meminimalkan potensi dampak kekeringan akibat curah hujan rendah tersebut.

“Kondisi cuaca yang kering ini berpotensi mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Semua pihak terkait melakukan mitigasi dan antisipasi,” imbuh Dwikorita.

Cara Memanen Air Hujan

Melansir dari laman Dinas Lingkungan Hidup Kulon Progo, bahwa prinsip dasar sistem Panen AIr Hujan (PAH) adalah mengalirkan air hujan yang jatuh ke permukaan atap melalui talang air untuk ditampung ke dalam tangki penampung. Kemudian limpasan air yang keluar dari tangki penampung yang telah penuh disalurkan ke dalam sumur resapan.

Baca Juga: Mitigasi Erupsi Gunung Kerangetang, 77 Warga Dievakuasi

Sistem tersebut memiliki beragam manfaat, seperti mengurangi penggunaan air tanah dan mengurangi emisi sehingga mengurangi pula dampak perubahan iklim dan pemanasan global. Sistem PAH ini dapat memberikan tambahan sumber air untuk kehidupan sehari-hari.

Ada tiga komponen dasar pada sistem PAH, yaitu permukaan atap untuk penangkapan air hujan, talang atau pipa untuk alat penyaluran air hujan ke tempat penampungan, serta bak air atau kolam untuk penyimpanan air hujan. Cara kerja PAH adalah air hujan yang tertangkap di atap rumah dialirkan melalui talang atau pipa menuju bangunan PAH (tandon air)..

Daerah dengan Curah Hujan Rendah

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Dodo Gunawan menerangkan, setelah mengalami kondisi La Nina selama tiga tahun terakhir (2020-2022) yang mengakibatkan iklim basah, pemantauan terbaru suhu permukaan laut di Samudra Pasifik menunjukkan saat ini intensitas La Nina terus melemah. Indeks pada awal Februari 2023 sebesar -0,61.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Air HujanKepala BMKG Dwikorita Karnawatimusim kemarau 2023rain water harvestingsistem Panen AIr Hujantandon air

Editor

Next Post
Gempa guncang Maluku hingga Sorong, Papua Barat dengan magnitudo 6,6 yang terjadi pada Jumat, 17 Februari 2023, pukul 16.37 WIB. Foto tangkap layar Google Earth, episenter gempa berdasarkan koordinat BMKG.

Gempa Mag 6,6 Guncang Maluku hingga Sorong

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media