Nilai ekonomi tersebut dengan asumsi satu ton carbon dinilai sebesar 41 US dollar, dengan potensi penyerapan karbon sebesar 6,9 juta MMT setara gas karbondioksida.
Baca Juga: Prof. Wahyu Andayani: Lindungi Hutan Lewat Pembangunan KPH
“Nilai cagar blue carbon tersebut tak hanya dari karbon, tapi juga dampak ekonomi lain seperti ekowisata, pencegah abrasi, tsunami, badai dan industri perikanan lestari,” papar Rudi.
Persoalannya, Rudi menyebutkan terdapat ancaman dalam pengelolaan cagar blue carbon Indonesia. Salah satunya adalah ancaman degradasi sebesar 0,64 persen akibat ekspansi industri, proses reklamasi atau pembukaan lahan untuk persawahan dan pertambakan.
Baca Juga: Jahe Dikembangkan Jadi Obat Terapi Kanker dengan Harga Terjangkau
Sementara Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Budi Setidadi Daryono menyatakan Fakultas Biologi UGM berkomitmen dalam upaya pengelolaan cagar blue carbon di Indonesia.
Salah satunya dengan memberikan dukungan melalui keunggulan yang dimiliki Fakultas Biologi UGM, yakni dalam bidang rekayasa genetika, kultur jaringan, dan konservasi biodiversitas. Bidang-bidang itu dibutuhan dalam ekstensifikasi maupun konservasi cagar blue carbon di Indonesia dan dunia. [WLC02]
Discussion about this post