Wanaloka.com – Per 25 Oktober 2022, jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 sub varian Omicron XBB di Indonesia bertambah menjadi empat kasus. Masyarakat diimbau tidak panik menghadapinya, tetapi diminta tetap waspada dengan memperkuat penerapan protokol kesehatan. Yakni memakai masker, menghindari kerumunan, mencuci tangan pakai sabun, serta melakukan testing apabila mengalami tanda dan gejala Covid-19.
“Covid-19 akan terus terus bermutasi. Jangan khawatir berlebihan,” kata Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), dokter spesialis bedah anak, Gunadi, 27 Oktober 2022.
Varian baru XBB merupakan hasil evoulsi dari varian Omicron sehingga punya sifat dasar sama dengan Omicron dari segi kecepatan penularannya. Varian ini juga dianggap setara dengan kemampuan varian Omicron BQ.1.1 dalam menghindari sistem imun tubuh (imun escape).
Baca Juga: Samsul Kamal: Kurangi Emisi CO2, PLTU Ganti Batu Bara dengan Biomassa
“Ini patut menjadi perhatian kita semua,” terang Gunadi.
Selain memperketat prokes, masyarakat juga diimbau untuk melakukan vaksinasi dasar hingga mendapatkan vaksin booster. Upaya tersebut untuk meningkatkan perlindungan terhadap penularan Covid-19 sub varian baru ini.
Hingga kini, setidaknya ada 26 negara, termasuk Indonesia, yang telah melaporkan adanya kasus infeksi XBB. Peningkatan kasus hingga lebih dari 50 persen terjadi di Singapura. Meskipun cakupan vaksinasi di sana bagus. Gunadi menduga, temuan banyak kasus karena hasil program testing, tracing, genomic survayang cukup tinggi.
Baca Juga: Laporan Lancet Countdown: Kecanduan Energi Fosil Ancam Kesehatan Global
“Jadi tidak berarti negara lain yang rendah kasus XBB-nya berarti rendah kasusnya. Bisa jadi karena testing, tracing, genomic surveillance belum tinggi,” kata Gunadi.
Saat ini, Kelompok Kerja Genetik FKKMK UGM tengah aktif berpartisipasi melakukan pengawasan genom (genomic surveillance). Pihaknya juga melakukan pemeriksaan sampel dengan metode pengurutan keseluruhan genome (whole genome sequencing) pada virus Covid-19. Metode itu untuk melacak bagian yang mengalami perubahan materi genetik atau mutasi di wilayah DIY dan Jawa Tengah. Sampel yang diambil adalah akhir September 2022 yang masih proses running serta analisis.
Discussion about this post