Delapan kepala daerah yang menerima adalah Gubernur Sulawesi Tengah, diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Walikota Palu; Bupati Kabupaten Sigi, diwakili oleh Kepala Bapperinda Sigi; Pj. Bupati Kabupaten Banggai Kepulauan; Pj. Bupati Kabupaten Donggala, diwakili oleh Asisten Perekonomian & Pembangunan; Kepala Pelaksana BPBD Kalimantan Timur; Kepala Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Barat; dan Kepala Pelaksana BPBD Sulawesi Tengah.
Pedoman Pemetaan Kerentanan Likuefaksi disusun untuk memberikan panduan dalam memetakan kerentanan likuefaksi pada skala 1:50.000. Tata cara yang diberikan bertujuan untuk penyeragaman penyusunan peta dan penyajian informasi kerentanan likuefaksi untuk keperluan tata ruang dan sebagai dasar pertimbangan mitigasi bencana.
Gempa Bandung tak picu likuefaksi
Sementara usai gempa magnitudo 5,0 di Kabupaten Bandung, Badan Geologi Kementerian ESDM segera mengirimkan Tim Siaga Bencana ke lokasi terdampak untuk melakukan pemeriksaan penyebab gempa serta menginventarisasi data geologis terkait. Gempa yang disebabkan aktivitas sesar aktif ini diperkirakan Badan Geologi tidak akan memicu sesar permukaan maupun bahaya ikutan seperti retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, dan likuefaksi.
Baca Juga: Hari Ozon Sedunia 2024, Pemerintah Klaim Turunkan HCFC 55 Persen Tahun 2023
“Tapi mengingat Kabupaten Bandung tergolong rawan gempa bumi, upaya mitigasi harus ditingkatkan melalui mitigasi struktural dan non-struktural,” ucap Wafid.
Tim Siaga Bencana Badan Geologi sejak kemarin sudah tiba di lokasi terdampak gempa untuk memeriksa daerah terdampak, mencari penyebab terjadinya gerakan tanah, memberikan rekomendasi teknis penanganan bencana serta melaksanakan sosialisasi mengenai kondisi gempa yang telah terjadi kepada masyarakat.
Ia menjelaskan Tim Siaga Bencana Badan Geologi yang sedang bertugas di lokasi terdiri dari Tim Saintis dan Tim Humas.
Baca Juga: Melihat Jejak Pembentukan Pulau Jawa di Karangsambung Kebumen
Sebelumnya diinformasikan, pada hari Rabu, 18 September 2024, pukul 09:41:08 WIB, berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), episenter gempa bumi berada di darat pada koordinat 7,19?LS – 107,67?BT, berjarak sekitar 24 km Tenggara Kabupaten Bandung, dengan magnitudo 5,0 pada kedalaman 10 km.
Menurut GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa berada pada koordinat 7,24?LS dan 107,52?BT dengan magnitudo 5,3 mb dan kedalaman 10 km. Gempa susulan dirasakan dengan pusat gempa di koordinat 7,21?LS – 107,7?BT pada kedalaman 8 km dan magnitudo 3,2, berjarak 21 km Barat Laut Kabupaten Garut.
Terkait kondisi geologi dan penyebab gempa, Wafid menjelaskan lokasi pusat gempa terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Wilayah ini umumnya terdiri dari morfologi dataran dan perbukitan bergelombang hingga terjal.
Baca Juga: Gempa Berau M5.5 Dipicu Sesar Sangkulirang yang Pernah Terjadi 1921
“Daerah di sekitar pusat gempa umumnya tersusun batuan berumur Kuarter, seperti batuan sedimen dan gunungapi yang telah mengalami pelapukan. Batuan ini cenderung lepas dan tidak terkonsolidasi, yang memperkuat efek guncangan gempa,” jelas Wafid.
Tim Badan Geologi melaporkan gempa ini telah menyebabkan kerusakan pada dua fasilitas kesehatan, dua gedung pemerintah di Kabupaten Bandung, serta rumah penduduk di Desa Cihawuk, Desa Cibeureum, dan Desa Tarumajaya.
“Permukiman yang terdampak gempa umumnya berada di Kawasan Rawan Bencana gempa bumi menengah. Kejadian ini tidak memicu tsunami karena pusat gempa berada di darat,” lanjut Wafid.
Wafid juga meminta masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan BPBD setempat, waspada terhadap gempa susulan, dan tidak termakan isu yang tidak bertanggung jawab terkait gempa bumi dan tsunami. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM







Discussion about this post