Wanaloka.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, pemicu gempa 5,3 mangitudo di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara pada Senin, 12 Mei 2025, pukul 10.09 WIB, akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng (intraslab). BMKG mencatat pasca gempa utama terjadi dalam kurun waktu kurang satu jam, tiga kali gempa susulan terjadi hingga pukul 10.40 WIB.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, gempa yang terjadi di wilayah Pantai Barat Daya Mandailing Natal, berpusat pada koordinat 1,08 derajat Lintang Utara, 98,82 derajat Bujur Timur, berlokasi di laut pada jarak 59 kilometer arah Barat Daya Padang Sidempuan, pada kedalaman 110 kilometer.
Analisis BMKG, gempa memiliki parameter update 5,0 mangitudo, merupakan jenis gempa bumi menengah.
Baca Juga: Swastiko Priyambodo, Pengendalian Tikus Sawah Tak Hanya Andalkan Burung Hantu
“Gempa yang terjadi akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng (intraslab). “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser turun (normal oblique),” kata Daryono dalam keterangan tertulisnya.
BMKG menegaskan, gempa 5,3 mangitudo menggoyang Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, tidak berpotensi tsunami.
Sedangkan dampak gempa Mandailing Natal untuk wilayah Kecamatan Pinangsori (Tapanuli Tengah) dirasakan dengan skala intensitas III MMI. Guncangan dampak gempa pada skala intensitas III MMI diilustrasikan, getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Baca Juga: Lalat Bikin Risih di Meja Makan, Bagaimana Jika Bumi Tanpa Serangga?
Discussion about this post