Kamis, 19 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Swastiko Priyambodo, Pengendalian Tikus Sawah Tak Hanya Andalkan Burung Hantu

Dengan mengintegrasikan pengendalian hayati, termasuk peran Tyto alba, TBS dan praktik kultur teknis, diharapkan populasi tikus sawah dapat dikendalikan secara lebih efektif dan berkelanjutan.

Minggu, 11 Mei 2025
A A
Ahli Manajemen Vertebrata Hama dan Ilmu Hama Tumbuhan IPB University, Swastiko Priyambodo. Foto Dok. IPB University.

Ahli Manajemen Vertebrata Hama dan Ilmu Hama Tumbuhan IPB University, Swastiko Priyambodo. Foto Dok. IPB University.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Burung hantu serak jawa (Tyto alba), predator tikus yang terbukti efektif di perkebunan kelapa sawit luar Jawa, tengah dijajaki potensinya dalam pengendalian hama tikus sawah di Pulau Jawa.

Efektivitas burung hantu sebagai pengendali alami menjadi perhatian utama mengingat kerugian signifikan yang dialami petani akibat serangan hama tikus.

Ahli Manajemen Vertebrata Hama dan Ilmu Hama Tumbuhan IPB University, Swastiko Priyambodo menjelaskan, keberhasilan Tyto alba dalam mengendalikan tikus di perkebunan sawit perlu ditunjang ketersediaan mangsa yang stabil sepanjang tahun.

Baca juga: Lalat Bikin Risih di Meja Makan, Bagaimana Jika Bumi Tanpa Serangga?

“Ketersediaan buah sawit yang berkelanjutan memungkinkan populasi tikus dan predatornya, Tyto alba, untuk terus lestari,” terang Dosen Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian (Faperta) IPB University ini.

Namun, kondisi ekosistem sawah berbeda signifikan. Populasi tikus sawah cenderung menurun drastis setelah masa panen padi yang mengakibatkan Tyto alba kehilangan sumber makanan utamanya.

“Konsekuensinya, burung hantu akan mencari alternatif mangsa seperti ular sawah, katak, dan kadal,” imbuh dia.

Baca juga: Populasi Kupu dan Lebah Menurun, Dampak Aktivitas Manusia dan Pembangunan

Sementara ada tiga prinsip dasar dalam pengendalian hayati. Meliputi inokulasi (introduksi musuh alami), inundasi (pelepasan musuh alami dalam jumlah besar), dan konservasi (pelestarian musuh alami yang sudah ada).

Gagasan pemerintah untuk menerapkan inundasi melalui pelepasan Tyto alba secara massal, bagi Swastiko, kurang sesuai untuk pengendalian tikus sawah di pertanaman padi.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: burung hantuFakultas Pertanian IPB Universitypengendalian hama tikusSwastiko PriyambodoTrap Barrier SystemTyto alba

Editor

Next Post
Pusat gempa 5,3 mangitudo di Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara. Foto inatews.bmkg.go.id.

Deformasi Lempeng Picu Gempa 5,3 Magnitudo di Mandailing Natal

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media