Baca juga: Lahan Pertanian Ditanami Eukaliptus, Masyarakat Adat Natinggir Tergusur
Potensi pencemaran 22 hotel
Data KLH/BPLH menunjukkan, di segmen satu Sungai Ciliwung di Puncak, Bogor terdapat 22 hotel bintang tiga ke atas yang berpotensi mencemari lingkungan. Empat hotel telah disegel, sisanya akan diperiksa bertahap.
“Besok berlanjut sampai 22 hotel bintang tiga ke atas diperiksa dan ditindak jika melanggar,” kata Hanif.
Setelah hotel berbintang ditertibkan, langkah akan dilanjutkan ke hotel kelas melati di segmen yang sama, lalu ke segmen dua dan seterusnya.
Baca juga: Riset Paleotsunami, Pembangunan Infrastuktur Selatan Jawa Perbesar Risiko Dampak Tsunami
Menurut KLH/BPLH, pencemaran di hulu berkontribusi besar terhadap penurunan kualitas air Ciliwung. Pemantauan menunjukkan parameter pencemar seperti BOD, COD, dan TSS di hulu sudah melampaui baku mutu yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Selain penindakan hotel, KLH/BPLH juga telah menertibkan 33 unit usaha pelanggar tata kelola lingkungan di hulu DAS Ciliwung. Dalam sidak 27 Juli 2025, dari 33 usaha yang izinnya dicabut, hanya sebagian memulai pembongkaran.
“Dari tinjauan hari ini, ada delapan gazebo dan satu restoran yang sudah dibongkar, ini patut diapresiasi,” ujar Hanif.
Baca juga: Kemenhut Klaim Pembangunan Fasilitas Wisata TN Komodo di Zona Pemanfaatan
Namun, lebih dari separuh belum melakukan langkah konkret sehingga Hanif memberi ultimatum pembongkaran harus rampung akhir Agustus atau negara akan mengeksekusi.
Direktur Pengaduan dan Pengawasan, Ardyanto Nugroho, menekankan tidak ada alasan ketidaktahuan. Kewajiban memiliki dokumen lingkungan, pengolahan air limbah, dan pemenuhan baku mutu adalah syarat mutlak. Semua pelaku usaha wajib memenuhinya sejak awal beroperasi.
“Tidak boleh ada yang abai. Kami akan terus menyisir hotel-hotel lain. Harapan kami agar dapat memperbaiki kualitas air Sungai Ciliwung,” kata Ardyanto.
Hanif mengajak publik untuk terlibat aktif. Bahwa restorasi Ciliwung bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama. Partisipasi publik sangat penting agar pengawasan berjalan efektif. [WLC02]
Sumber: KLH







Discussion about this post