“Luasan hutan hanya tersisa 12 persen. Juga rentan terdampak bencana akibat cuaca ekstrem sehingga dapat menjadi ancaman gagal panen,” jelas Ernan.
Meski demikian, Indonesia masih dibilang beruntung. Selama 2,5 tahun ini berhasil tidak impor beras. Namun tidak boleh juga dibilang sangat aman, terutama ketahanan pangan masih ditunjang oleh impor gandum yang sangat besar. Apalagi situasi saat ini tidak menguntungkan bagi dunia akibat krisis Rusia-Ukraina yang memicu masalah kerawanan pangan.
Baca Juga: Kata Pakar Soal Kisruh Harga Kedelai: Pemerintah Tak Konsisten Wujudkan Swasembada Kedelai
“Jadi harus ada upaya mitigasi mencegah kerawanan pangan di sisi demand (permintaan) dan supply (ketersediaan),” imbuh Ernan.
Supply harus dijaga agar kerentanan Pulau Jawa tidak memberikan dampak yang mengganggu produksi pangan dan menimbulkan kerawanan pangan. Begitu pula perhatian terhadap masalah tata kelola dan persoalan lingkungan sehingga lahan-lahan di Pulau Jawa tidak terlalu dieksploitasi.
“Salah satu kuncinya dengan menjaga hulu-hulu sungai,” ucap Ernan.
Lantaran bencana yang umumnya bersifat hidrologis terjadi di wilayah sungai. Bulan-bulan terjadinya cuaca ekstrim harus diantisipasi. Juga melakukan mitigasi di hulu sungai melalui pendekatan infrastruktur maupun lingkungan. [WLC02]
Sumber: ipb.ac.id







Discussion about this post