Wanaloka.com – Erupsi Gunung Anak Krakatau di Provinsi Lampung, pada Jumat, 4 Februari 2022, terjadi sebanyak 9 kali. Terkait dengan letusan Gunung Anak Krakatau pada hari ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan bahwa video letusan Gunung Anak Krakatau yang beredar di masyarakat merupakan visual erupsi Gunung Anak Krakatau tahun 2018.
Selain alami letusan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan aktivitas gempa Gunung Anak Krakatau.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebutkan, erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi sejak pagi hingga sore.
Baca Juga: Ini Kerusakan Dampak Angin Kencang di Jawa Tengah dan Jawa Timur
“PVMBG mencatat erupsi itu terjadi pada pukul 09:43 WIB, 10:25 WIB, 10:28 WIB, 12:46 WIB, 13:00 WIB, 13:31 WIB, 13:41 WIB, 14:46 WIB dan 17:07 WIB, dengan tinggi kolom abu berkisar 800-1.000 meter di atas puncak dan warna kolom kelabu-hitam tebal,” kata Muhari dalam keterangannya Jumat malam, 4 Februari 2022 .
Berdasarkan pemantauan visual PVMBG, terdapat indikasi bahwa letusan Gunung Anak Krakatau yang terjadi merupakan tipe magmatik, sejalan dengan kegempaan vulkanik yang terekam.
Adapun kegempaan Gunung Anak Krakatau sendiri telah terjadi sejak 16 Januari hingga 4 Februari 2022, ditandai dengan terekamnya gempa-gempa vulkanik dan gempa permukaan yang mengindikasikan adanya intrusi magma dari bawah ke permukaan secara bertahap.
Baca Juga: Status Gunung Dempo Waspada, Hati-hati Ancaman Erupsi Freatik
Berdasarkan laporan kebencanaan geologi yang dilansir dari laman Badan Geologi, selain erupsi Gunung Anak Krakatau juga mengalami 2 kali gempa Harmonik, 1 kali gempa Low Frequency, 2 kali gempa Vulkanik Dangkal, 3 kali gempa Vulkanik Dalam, dan Tremor Menerus dengan amplitudo 1-10 mm, dominan 5 mm.
Discussion about this post