Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Fenomena Blood Moon 7-8 September 2025 adalah Salah Satu yang Terlama

Sejumlah daerah di Asia, Australia, Afrika, dan Eropa menyaksikan fenomena ini pada 7-8 September 2025, kecuali Benua Amerika karena di sana siang hari.

Senin, 8 September 2025
A A
Ilustrasi blood moon. Foto adege/pixabay.com.

Ilustrasi blood moon. Foto adege/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Fenomena astronomi langka berupa Gerhana Bulan Total telah berlangsung di langit Indonesia semalam, antara pergantian waktu 7–8 September 2025. Media sering menyebutnya. Bahkan menurut data ilmiah, fenomena yang berlangsung sekitar 82 menit ini salah satu yang terlama dalam dekade ini.

Gerhana Bulan Total atau Blood Moon (Bulan merah darah) adalah peristiwa astronomi ketika Bumi tepat berada di antara Matahari dan Bulan saat purnama. Bayangan Bumi sepenuhnya menutupi permukaan purnama dan memunculkan rona merah yang dramatis.

Peneliti Ahli Utama Bidang Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Thomas Djamaluddin menjelaskan fenomena Bulan Merah Darah disebabkan pembiasan cahaya Matahari melalui atmosfer Bumi yang menyaring cahaya biru dan memungkinkan gelombang merah yang lebih panjang membias ke bulan.

Baca juga: Janji Menteri Lingkungan Hidup, Fokuskan Anggaran 2026 untuk Kelola Sampah dan Kendalikan Perubahan Iklim

“Alih-alih menjadi gelap saat GBT, purnama berubah warna jadi memerah,” jelas Thomas.

Akhirnya, hanya cahaya merah yang mencapai Bulan. Sebab warna lain telah dihamburkan oleh atmosfer Bumi.

Gerhana ini dapat disaksikan secara langsung dari seluruh wilayah Indonesia, sehingga menjadikannya kesempatan sempurna untuk mengamati langit malam tanpa alat khusus.

Baca juga: Geopark Kaldera Toba Kembali Menerima Status Green Card

Fenomena ini pun mudah diamati di Indonesia. Gerhana ini bisa terlihat tanpa bantuan alat, hanya dengan mata telanjang sudah bisa menikmatinya.

“Tentu saja bila ada teleskop dan kamera akan lebih baik lagi untuk mengabadikannya,” ujar dia.

Fenomena GBT ini terbagi menjadi beberapa fase. Meliputi fase penumbral (bayangan lembut yang tidak tampak jelas), gerhana sebagian, dan gerhana total, lalu kembali ke fase gerhana sebagian dan penumbral. Setiap tahapan menawarkan nuansa visual yang berbeda dan sangat memukau bagi pengamat langit.

Baca juga: Dua Pekan Siaga, Status Gunung Lewotobi Laki-Laki Naik Lagi Menjadi Awas

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: blood moonBMKGBRINgerhana bulan total

Editor

Next Post
Lokasi korservasi badak Jawa di Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA). Foto Dok. Kementerian Kehutanan.

Penyelamatan Badak Jawa-Sumatera Tak Hanya Konservasi Kawasan, Juga Konservasi Genetik

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media