Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Fenomena Blood Moon 7-8 September 2025 adalah Salah Satu yang Terlama

Sejumlah daerah di Asia, Australia, Afrika, dan Eropa menyaksikan fenomena ini pada 7-8 September 2025, kecuali Benua Amerika karena di sana siang hari.

Senin, 8 September 2025
A A
Ilustrasi blood moon. Foto adege/pixabay.com.

Ilustrasi blood moon. Foto adege/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Fenomena astronomi langka berupa Gerhana Bulan Total telah berlangsung di langit Indonesia semalam, antara pergantian waktu 7–8 September 2025. Media sering menyebutnya. Bahkan menurut data ilmiah, fenomena yang berlangsung sekitar 82 menit ini salah satu yang terlama dalam dekade ini.

Gerhana Bulan Total atau Blood Moon (Bulan merah darah) adalah peristiwa astronomi ketika Bumi tepat berada di antara Matahari dan Bulan saat purnama. Bayangan Bumi sepenuhnya menutupi permukaan purnama dan memunculkan rona merah yang dramatis.

Peneliti Ahli Utama Bidang Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Thomas Djamaluddin menjelaskan fenomena Bulan Merah Darah disebabkan pembiasan cahaya Matahari melalui atmosfer Bumi yang menyaring cahaya biru dan memungkinkan gelombang merah yang lebih panjang membias ke bulan.

Baca juga: Janji Menteri Lingkungan Hidup, Fokuskan Anggaran 2026 untuk Kelola Sampah dan Kendalikan Perubahan Iklim

“Alih-alih menjadi gelap saat GBT, purnama berubah warna jadi memerah,” jelas Thomas.

Akhirnya, hanya cahaya merah yang mencapai Bulan. Sebab warna lain telah dihamburkan oleh atmosfer Bumi.

Gerhana ini dapat disaksikan secara langsung dari seluruh wilayah Indonesia, sehingga menjadikannya kesempatan sempurna untuk mengamati langit malam tanpa alat khusus.

Baca juga: Geopark Kaldera Toba Kembali Menerima Status Green Card

Fenomena ini pun mudah diamati di Indonesia. Gerhana ini bisa terlihat tanpa bantuan alat, hanya dengan mata telanjang sudah bisa menikmatinya.

“Tentu saja bila ada teleskop dan kamera akan lebih baik lagi untuk mengabadikannya,” ujar dia.

Fenomena GBT ini terbagi menjadi beberapa fase. Meliputi fase penumbral (bayangan lembut yang tidak tampak jelas), gerhana sebagian, dan gerhana total, lalu kembali ke fase gerhana sebagian dan penumbral. Setiap tahapan menawarkan nuansa visual yang berbeda dan sangat memukau bagi pengamat langit.

Baca juga: Dua Pekan Siaga, Status Gunung Lewotobi Laki-Laki Naik Lagi Menjadi Awas

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: blood moonBMKGBRINgerhana bulan total

Editor

Next Post
Lokasi korservasi badak Jawa di Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA). Foto Dok. Kementerian Kehutanan.

Penyelamatan Badak Jawa-Sumatera Tak Hanya Konservasi Kawasan, Juga Konservasi Genetik

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media