Sabtu, 1 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Gayatri Marliyani, Rentetan Gempa di Daerah Lain Tidak Saling Berkaitan

Pasca gempa Cianjur yang menimbulkan korban jiwa, sejumlah gempa bumi menyusul terjadi setelahnya. Masyarakat pun was was.

Kamis, 8 Desember 2022
A A
Dosen Teknik Geologi UGM, Gayatri Indah Marliyani. Foto @GMarliyani/Twitter.

Dosen Teknik Geologi UGM, Gayatri Indah Marliyani. Foto @GMarliyani/Twitter.

Share on FacebookShare on Twitter

Wilayah di sepanjang zona subduksi, seperti sepanjang lepas pantai barat Sumatra sampai Lombok memang berada pada daerah tektonik aktif. Wajar apabila banyak kejadian gempa bumi di sekitar wilayah tersebut.
Gayatri pun menjelaskan, bahwa gempa merupakan fenomena alam akibat pelepasan energi ketika tubuh batuan kerak bumi retak, patah, dan bergerak akibat tekanan yang berasal dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik di bumi.

Ia melihat di wilayah Indonesia terdapat banyak lempeng-lempeng tektonik yang saling bertabrakan, antara lain lempeng Indo-Australia, Eurasia, Pasifik, Filipina dan beberapa lempeng lainnya. Lempeng-lempeng ini bergerak dengan kecepatan sekitar 4-7 centimeter per tahun. Energi dari pergerakan tersebut terakumulasi pada batas-batas tumbukan lempeng ini. Akibatnya, terjadi retakan dan pergerakan patahan yang disertai dengan peristiwa gempa bumi.

Baca Juga: Situasi Terkini Lumajang Pasca Erupsi Gunung Semeru 4 Desember 2022

Rentetan gempa yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia merupakan fenomena alam. Apabila diamati, gempa di wilayah Indonesia setiap hari pasti terjadi, terutama gempa-gempa bermagnitudo kecil (M2-3). Sedangkan untuk gempa menengah (M4-5) frekuensi kejadian harian juga cukup besar. Untuk gempa besar (>M5) hampir setiap tahun terjadi di wilayah Indonesia. Namun tidak selalu menimbulkan kerusakan sehingga tidak selalu menjadi perhatian.

“Karena gempa Cianjur merusak sehingga menjadi perhatian, masyarakat kemudian menganggap gempa-gempa setelahnya adalah rentetan,” kata Gayatri.

Ia berpesan masyarakat tidak perlu merasa waswas berlebihan. Fenomena kejadian gempa yang seolah-olah meningkat akhir-akhir ini, lebih dikarenakan kecepatan pertukaran informasi dan perhatian masyarakat yang meningkat pasca kejadian gempa merusak yang menimbulkan korban jiwa belum lama ini di Cianjur.

Baca Juga: Walhi, KUHP Menguntungkan Korporasi Penjahat Lingkungan

Ia mengingatkan masyarakat Indonesia penting untuk selalu menyadari, bahwa sebagian besar dari mereka tinggal di wilayah rawan gempa bumi. Upaya meningkatkan kesadaran akan lingkungan sekitar dapat membantu untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana yang mungkin terjadi.

“Literasi terhadap kondisi geologi di sekitar area tempat tinggal dan beraktivitas juga perlu ditingkatkan dengan mencoba memahami betul prosedur dan jalur evakuasi di manapun berada,” imbuh Gayatri. [WLC02]

Sumber: UGM

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Gayatri Indah MarliyaniGempa bumigempa Cianjurgempa Garutgempa Gunungkidulgempa Jemberzona intraplate lempeng IndoAustraliazona subduksi

Editor

Next Post
Gempa darat Sukabumi, Jawa Barat, dengan magnitudo 5,8 pada Kamis, 8 Desember 2022, pukul 07.50 WIB. Foto Google Earth berdasarkan titik koordinat episenter gempa Sukabumi.

Ini Sumber Gempa Darat Sukabumi Dirasakan hingga Bandar Lampung

Discussion about this post

TERKINI

  • Tongkang pengangkut batubara di perairan Sungai Mahakam. Foto Dok Wanaloka.com.Masyarakat Sipil Tolak AZEC, Solusi Palsu Perpanjang Ketergantungan Energi Fosil
    In Lingkungan
    Kamis, 30 Oktober 2025
  • Tepung mocaf dari olahan ubi kayu. Foto Dok. IKBIS.Ubi Kayu Berpotensi Jadi Pengganti Tepung Terigu Impor
    In Rehat
    Rabu, 29 Oktober 2025
  • Kayu sagu laminasi. Foto Dok. Direktorat PUI UGM.Kayu Laminasi, Solusi Keterbatasan Kayu Solid Akibat Alih Fungsi Hutan
    In IPTEK
    Rabu, 29 Oktober 2025
  • Peneliti BRIN, M. Reza Cordova menjelaskan asal muasal mikroplastik dalam air hujan. Foto Dok. Sekolah Air Hujan.Reza Cordova, Cemaran Mikroplastik Terindikasi dalam Udara di 18 Kota Pesisir di Indonesia
    In Sosok
    Selasa, 28 Oktober 2025
  • Ilustrasi PLTU batu bara. Foto jplenio/pixabay.comWalhi Pastikan Target Iklim Second NDC Indonesia Semu, Gagal Menjawab Keadilan Iklim
    In Lingkungan
    Selasa, 28 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media