Wilayah di sepanjang zona subduksi, seperti sepanjang lepas pantai barat Sumatra sampai Lombok memang berada pada daerah tektonik aktif. Wajar apabila banyak kejadian gempa bumi di sekitar wilayah tersebut.
Gayatri pun menjelaskan, bahwa gempa merupakan fenomena alam akibat pelepasan energi ketika tubuh batuan kerak bumi retak, patah, dan bergerak akibat tekanan yang berasal dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik di bumi.
Ia melihat di wilayah Indonesia terdapat banyak lempeng-lempeng tektonik yang saling bertabrakan, antara lain lempeng Indo-Australia, Eurasia, Pasifik, Filipina dan beberapa lempeng lainnya. Lempeng-lempeng ini bergerak dengan kecepatan sekitar 4-7 centimeter per tahun. Energi dari pergerakan tersebut terakumulasi pada batas-batas tumbukan lempeng ini. Akibatnya, terjadi retakan dan pergerakan patahan yang disertai dengan peristiwa gempa bumi.
Baca Juga: Situasi Terkini Lumajang Pasca Erupsi Gunung Semeru 4 Desember 2022
Rentetan gempa yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia merupakan fenomena alam. Apabila diamati, gempa di wilayah Indonesia setiap hari pasti terjadi, terutama gempa-gempa bermagnitudo kecil (M2-3). Sedangkan untuk gempa menengah (M4-5) frekuensi kejadian harian juga cukup besar. Untuk gempa besar (>M5) hampir setiap tahun terjadi di wilayah Indonesia. Namun tidak selalu menimbulkan kerusakan sehingga tidak selalu menjadi perhatian.
“Karena gempa Cianjur merusak sehingga menjadi perhatian, masyarakat kemudian menganggap gempa-gempa setelahnya adalah rentetan,” kata Gayatri.
Ia berpesan masyarakat tidak perlu merasa waswas berlebihan. Fenomena kejadian gempa yang seolah-olah meningkat akhir-akhir ini, lebih dikarenakan kecepatan pertukaran informasi dan perhatian masyarakat yang meningkat pasca kejadian gempa merusak yang menimbulkan korban jiwa belum lama ini di Cianjur.
Baca Juga: Walhi, KUHP Menguntungkan Korporasi Penjahat Lingkungan
Ia mengingatkan masyarakat Indonesia penting untuk selalu menyadari, bahwa sebagian besar dari mereka tinggal di wilayah rawan gempa bumi. Upaya meningkatkan kesadaran akan lingkungan sekitar dapat membantu untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana yang mungkin terjadi.
“Literasi terhadap kondisi geologi di sekitar area tempat tinggal dan beraktivitas juga perlu ditingkatkan dengan mencoba memahami betul prosedur dan jalur evakuasi di manapun berada,” imbuh Gayatri. [WLC02]
Sumber: UGM
 
			






 
                                    
Discussion about this post