Delapan Bangunan Rusak Ringan
Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), guncangan gempa bumi tersebut dirasakan dengan intensitas sedang hingga kuat selama 2-5 detik di beberapa wilayah. Meliputi Gunungkidul, Kulon Progo, Bantul, Sleman, Klaten, Purworejo, Kebumen, Cilacap dan Pacitan.
Gempa bumi itu berdampak pada kerusakan bangunan rumah maupun fasilitas umum. Seperti 5 unit rumah rusak ringan di Gunungkidul, 1 unit rumah rusak ringan di Kulon Progo, 1 rumah rusak ringan di Bantul dan 1 unit pasar rusak ringan di Sleman.
“Dari laporan visual, kerusakan bangunan itu rata-rata adalah keretakan di bagian dinding. Sementara itu beberapa atap pasar di Sleman berjatuhan akibat guncangan gempa bumi tersebut,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Baca Juga: Cacar Monyet di Indonesia 88 Kasus, Pemerintah Harus Cegah Penyebaran Virus
Hingga siaran pers ini diturunkan, belum ada laporan mengenai korban jiwa. Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tiap-tiap wilayah yang terdampak saat ini tengah melakukan kaji cepat dan menyusun laporan.
Tidak Berpengaruh pada Gunung Merapi
Sementara itu, guncangan gempa bumi tektonik tersebut juga terekam oleh seismogram Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Pihak BPPTKG memastikan bahwa gempa bumi itu tidak mempengaruhi aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
Masyarakat diminta untuk tidak panik, tetapi tetap waspada. Selain itu, masyarakat juga dihimbau agar tidak terpancing dengan isu-isu yang belum dapat diverifikasi kebenarannya. Masyarakat diminta untuk memperbarui informasi kebencanaan hanya melalui sumber dari instansi maupun lembaga terkait.
Baca Juga: Jatam Rekam Jejak Bahlil dan Istana dalam Praktik Ijon Politik Nikel di Maluku Utara
Sebagai antisipasi gempa bumi susulan, masyarakat dapat membuat alat peringatan dini sederhana dengan menyusun secara vertikal kaleng-kaleng bekas yang diisi batu-batu kecil. Susunan vertikal kaleng bekas ini akan jatuh dan membuat bunyi berisik apabila terjadi gempa sebagai penanda bagi masyarakat.
Sebagaimana diketahui bahwa gempabumi bukan menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa, namun runtuhnya bangunan yang tidak kuat menahan guncangan menjadi ancaman jika terjadi gempa bumi dengan magnitudo yang lebih besar atau berada pada jalur sesar aktif. [WLC02]
Discussion about this post