Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG, Daryono mengungkapkan 10 fakta terkait gempa Kepulauan Talaud. Di antara fakta yang sampaikan Daryono yakni, gempa Kepulauan Talaud termasuk gempa dangkal dan gempa merusak kedua di tahun 2022.
“Gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi/patahan batuan dalam Lempeng Laut Maluku dengan mekanisme kombinasi pergerakan naik-mendatar (oblique thrust),” jelas Daryono.
Baca Juga: Rehabilitasi Mangrove untuk Pengendalian Perubahan Iklim dan Konservasi Penyu
Fakta lainnya, sebut Daryono, gempa Kepulauan Talaud gempa merusak.
“Gempa ini adalah gempa merusak ke-2 tahun 2022, setelah gempa Banten magnitudo 6,6 pada hari Jumat 14 Januari 2022 lalu,” kata Daryono.
Daryono mengungkapkan, wilayah Kepulauan Talaud merupakan kawasan rawan gempa. Sejarah mencatat di wilayah ini sudah beberapa kali terjadi gempa merusak seperti yang pernah terjadi pada 23 Oktober 1914 (M7,4), 27 Maret 1949 (M7,0), 24 September 1957 (M7,2), 8 September 1966 (M7,7), 30 Januari 1969 (M7,6), 26 Mei 2003 (M7,0). 11 Februari 2009 (M7,4), dan 21 Januari 2021 (M7,0).
Baca Juga: Gempa Bumi M6,7 di Banten, BNPB Laporkan Kerusakan Bangunan
“Seluruh peralatan tide gauge milik BIG di sekitar pusat gempa seperti di Melonguane, Ulu Siau, tidak mencatat adanya kenaikan muka air laut. Hingga pukul 15.30 WIB hasil monitoring BMKG telah terjadi gempa susulan sebanyak 10 kali dengan magnitudo terkecil 3,4 dan terbesar 4,8 serta gempa susulan yang dirasakan 1 kali,” tulis Daryono sebagai fakta poin ke tujuh dan delapan di akun media sosialnya, facebook miliknya pada Sabtu, 22 Januari 2022. [WLC01]
Discussion about this post