BNPB melaporkan gempa merusak di Tapanuli Utara pada Sabtu, 1 Oktober 2022, menimbulkan kerusakan bangunan, korban luka-luka, juga menyebabkan satu orang meninggal dunia.
Baca Juga: Kebakaran di TN Gunung Ciremai, Api Belum Padam Lahan Terbakar 95 Hektar
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menegaskasn, pendataan kerusakan dan korban jiwa dampak gempa merusak di Tapanuli Utara masih dilakukan.
Masyarakat diminta tidak panik namun tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi susulan di Tapanuli Utara.
Muhari menyarankan masyarakat membuat alarm peringatan dini gempa dengan memanfaatkan barang yang mudah ditemukan di dalam rumah.
“Peringatan dini gempa bumi dapat dibuat dengan memanfaatkan barang-barang yang mudah dijumpai di rumah, seperti menyusun kaleng secara bertingkat. Hal itu bertujuan dapat menjadi alarm apabila terjadi gempa,” ujar Muhari.
Baca Juga: Tambang Emas di Kotabaru Kalsel Longsor, 6 Orang Tewas dan 5 Orang Hilang
Catatan redaksi Wanaloka.com, pada Selasa 14 Juni 2011, pukul 10.01 WIB gempa dengan kekuatan 5,5 magnitudo mengguncang Tapanuli Utara. Gempa yang terjadi termasuk jenis gempa dangkal, dengan hiposentrum 10 kilometer.
Dampak gempa menyebabkan ratusan rumah alami kerusakan dengan tingkat kerusakan meliputi berat, sedang dan ringan.
Lokasi paling terdampak gempa magnitudo 5,5 yang terjadi pada 11 tahun lalu, berada di Kecamatan Pahae Jae yang merupakan pusat gempa pada saat itu.
Dilaporkan kerusakan bangunan dampak gempa saat itu, mencapai 846 unit yang tersebar di Kecamatan Pahae Jae, dan Kecamatan Simangambat, Tapanuli Utara. [WLC01]
Discussion about this post