Wanaloka.com – Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian ESDM, meminta masyarakat Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mewaspadai potensi bahaya erupsi freatik Gunung Sorik Marapi, sehubungan dengan peningkatan kejadian gempa vulkanik dalam Gunung Sorik Marapi.
Gunung Sorik Marapi dengan ketinggian 2.145 mdpl, terletak di Madina, Provinsi Sumatera Utara, hingga kini berada pada tingkat aktivitas Normal atau Level I.
Sejak awal tahun 2022, aktivitas Gunung Sorik Marapi berfluktuasi. Pos pengamatan gunung api (PGA) Sorik Marapi di Desa Sibangor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Madina, melaporkan pada Kamis, 29 September 2022, terjadi peningkatan kejadian gempa vulkanik dalam sebanyak 146 kali. Namun belum terlihat peningkatan aktivitas Gunung Sorik Marapi secara visual.
Baca Juga: Laporan Bencana Geologi Januari-Juni 2022, Ini Alur Mitigasinya
PVMBG-Badan Geologi menjelaskan, peningkatan kejadian gempa vulkanik dalam Gunung Sorik Marapi, menunjukkan terjadi peningkatan tekanan yang dapat berasal dari aktivitas hidrotermal maupun aktivitas magma di dalam tubuh Gunung Sorik Marapi, namun masih belum menunjukkan peningkatan di permukaan.
“Perlu diwaspadai potensi bahaya berupa erupsi freatik, yaitu erupsi yang berkaitan dengan aktivitas hidrotermal. Erupsi freatik tersebut jika terjadi dapat disertai hujan abu, semburan lumpur, dan lontaran material di sekitar kawah,” demikian bunyi siaran pers PVMBG-Badan Geologi pada 30 September 2022, yang diakses Wanaloka.com pada laman Badan Geologi pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
PVMBG-Badan Geologi mengeluarkan rekomendasi tidak mendekati kawah Gunung Sorik Marapi dalam jarak dekat. Masyarakat sekitar Gunung Sorik Marapi, pengunjung dan wisatawan diminta segera menjauhi, meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas, ketebalan asap kawah, atau tercium bau gas yang menyengat, untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik.
Discussion about this post