Bonggas menyatakan, Pemkab Taput membuka rekening untuk donasi. Saat ini, kata Bonggas, kebutuhan yang diperlukan di antaranya tenda keluarga, sembako, bahan bangunan, dan dana rehabilitasi pasca bencana gempa.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menerangkan, gempa susulan masih terjadi sampai segmen stabil.
Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan, Presiden Jokowi Keluarkan Empat Perintah Ini
“Sampai kapan stabil, kita tidak tahu. Dan kita berharap (gempa) terus lemah (magnitudo),” ujar Abdul Muhari.
Dikatakannya, dampak gempa Taput patut disyukuri karena relatif kecil, terutama kerusakan pada dinding bangunan dan rumah.
“Kami di BNPB sempat khawatir karena gempa di darat. Dengan jumlah saat ini, ini perlu disyukuri karena tidak terlalu banyak kerusakan yang ada,” imbuh Muhari.
Pada Sabtu, 1 Oktober 2022, pukul 02.28 WIB, gempa dengan magnitudo 6 mengguncang Tapanuli Utara. Pusat gempa Taput berada di darat, terletak pada koordinat 2.13 Lintang Utara, 98.89 Bujur Timur dengan kedalaman 10 kilometer.
Baca Juga: BNPB Kerahkan Tim Percepat Penanganan Dampak Gempa Taput
Episentrum pusat gempa berjarak 15 kilometer barat laut Tapanuli Utara. Gempa yang mengguncang Kabupaten Tapanuli Utara dan sekitarnya, jenis gempa dangkal, yang dipicu aktivitas Sesar Besar Sumatra segmen Renun.
Kepala BPBD Taput, Bonggas Freddy menyebutkan, pusat gempa berada di Desa Aek Raja, Kecamatan Parmonangan. Gempa yang terjadi pada Sabtu dinihari lalu, menurut Bonggas, sama dengan kejadian gempa pada 1987, berpusat di segmen Renun.
“Informasi yang kami terima, gempa ada di patahan Renun, itu sama yang terjadi pada gempa 1987. Kita juga sangat was-was, karena dulu sangat merusak. Tapi Mudah-mudahan sekarang yang terjadi tidak seperti itu. Dan mudah-mudahan tidak ada lagi kejadian gempa yang akan datang,” pungkas Bonggas.
Abdul Muhari menerangkan, data historis gempa di Tapanuli Utara, kejadian gempa pada 25 April 1987, menyebabkan dua orang meninggal dunia, 22 orang terluka dan 300 rumah rusak. [WLC01]
Sumber: Youtube BNPB
Discussion about this post