Rabu, 9 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Gunung Ibu Meletus Dahsyat Tahun 1911 dan 1998, Mengapa 2024 Meletus Eksplosif?

Ahli vulkanologi ITB mengatakan gunung api akan meletus dengan volume dan interval yang sama. Mengapa Gunung Ibu sudah erupsi lagi?

Jumat, 31 Mei 2024
A A
Gunung Ibu di Halmahera Barat meletus pada 26 Mei 2024 pagi. Foto Magma Indonesia.

Gunung Ibu di Halmahera Barat meletus pada 26 Mei 2024 pagi. Foto Magma Indonesia.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Ibu meletus sebanyak 95 kali sepanjang tahun 2024. Per 16 Mei 2024 hingga 31 Mei 2024, Gunung Ibu berstatus Awas (Level IV) atau level tertinggi. Gunung yang berada di Kabupaten Halmahera Barat, Ibu Utara, Maluku Utara itu meletus kembali pada 27 Mei 2024.

sementara data terbaru dari Magma Indonesia, letusan terbaru, Jumat, 31 Mei 2024 pukul 08:46 WIT. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau kurang lebih 2125 mdpl.

Dalam letusan itu, tinggi kolom letusan mencapai 6.000 meter di atas puncak atau 7.325 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kolom abu yang dihasilkan erupsi tampak berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah barat.

Dampak dari erupsi tersebut, masyarakat dan wisatawan di sekitar Gunung Ibu dilarang melakukan aktivitas dalam radius 4 km dari gunung. Kemudian meluas hingga 7 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif.

Baca Juga: Siasat Petani Lestari Kulon Progo Beradaptasi dengan Perubahan Iklim (Bagian 2)

“Volcanic explosivity index gunung itu termasuk kategori eksplosif karena ketinggian kolom erupsi hingga 6.000 meter,” kata Ahli Vulkanologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman.

Gunung Ibu pertama kali meletus hebat pada tahun 1911 yang merupakan letusan eksplosif. Letusan berikutnya terjadi pada tahun 1998 atau 87 tahun setelah letusan eksplosif pertama kali.

Kemudian terbentuk sumbat lava dengan volume mencapai 500 m3. Ketika akumulasi energi dari dalam perut gunung sudah tidak tertahan lagi, letusannya menjadi lebih eksplosif sebagaimana yang terjadi mulai 11 hingga 27 Mei 2024.

Baca Juga: Iklim Genting, Perempuan Petani Kulon Progo Pontang Panting (Bagian 1)

“Seperti panci yang ditutup, tetapi kita terus masak, lama-kelamaan akan meletus. Begitu pula dengan gunung api, magma terus bertambah, energi semakin terakumulasi, sampai akhirnya tidak tertahankan lagi. Terjadilah erupsi yang eksplosif,” papar Mirzam.

Penyebab Gunung Api Erupsi

Gunung api yang meletus terjadi secara siklikal maupun nonsiklikal berlangsung pada titik kritis, yaitu di bawah, di dalam, dan di atas dapur magma.

Pertama, yang bersifat siklikal, yaitu injeksi magma baru yang terjadi di dapur magma. Injeksi magma baru menyebabkan dapur magma mengalami kelebihan kapasitas sehingga terjadilah erupsi.

Baca Juga: Renungan 18 Tahun Gempa Bantul, Sesar Aktif di Pulau Jawa Terus Bertambah

Kedua, terjadi proses pemisahan antara larutan dan gas yang berlangsung di dalam dapur magma. Gasnya akan berada di atas, sedangkan bagian yang lebih ringan akan di bawahnya, sehingga ketika tidak mampu lagi ditahan akan terjadi erupsi.

Ketiga, yang bersifat nonsiklikal, misalnya tiba-tiba dapur magma ambruk sehingga keluar dengan tiba-tiba dan menyebabkan erupsi. Bisa juga ketika ada aktivitas di atas dapur magma, seperti terdapat badai, gempa bumi, kemudian es mencair, juga dapat menyebabkan erupsi.

Mirzam mengingatkan, sebenarnya, gunung api akan meletus dengan volume dan interval yang sama. Gunung Ibu misalnya, pernah meletus pada 1911 dan 1998 lalu, sehingga akan membutuhkan waktu sama untuk meletus dengan dahsyat.

Baca Juga: BMKG Sebut Potensi Kekeringan sampai Oktober 2024

“Kalau waktunya seharusnya belum tiba, tetapi ia sudah meletus, secara vulkanologi relatif bagus. Artinya akumulasi energinya belum banyak,” ujar dia.

Di Indonesia terdapat empat busur vulkanik, meliputi Busur Sunda, Busur Banda, Busur Halmahera, dan Busur Sangihe-Selebes. Menarik karena dalam waktu hampir bersamaan, beberapa gunung berapi lainnya yang berada pada busur yang sama dengan Gunung Ibu juga mengalami erupsi.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BNPBGunung IbuITBKabupaten Halmahera Baratkolom erupsiMirzam AbdurachmanPVMBG

Editor

Next Post
Bendungan Situ Lembang di Kabupaten Bandung Barat. Foto Kementerian PUPR.

Atasi Kekeringan, BMKG Isi 35 Waduk dengan Operasi Modifikasi Cuaca

Discussion about this post

TERKINI

  • Pertemuan International Leprosy Congress (ILC) di Nusa Dua, Bali pada 7 Juli 2025. Foto Dok. Kemenkes.Menteri Kesehatan Janjikan Nol Kusta, Nol Disabilitas, Nol Stigma
    In News
    Selasa, 8 Juli 2025
  • Banjir dan lonsgor melanda Puncak, Bogor, 7 Juli 2025. Foto Dok. KLH.Puncak Banjir dan Longsor Lagi, Menteri Hanif Cabut Izin Lingkungan dan Rehabilitasi Kawasan
    In Bencana
    Selasa, 8 Juli 2025
  • Beberapa pulau-pulau kecil di Raja Ampat, Papua Barat Daya tampak gundul akibat penambangan nikel. Foto Dok. AMAN.BUMN Pertambangan Diminta Serahkan Laporan Tahunan Tepat Waktu
    In News
    Senin, 7 Juli 2025
  • Ilustrasi sampah dari kawasan kuliner. Foto Dennis/pixabay.com.Kawasan Pasar, Kuliner, dan Mal Wajib Kelola Sampah Mandiri
    In News
    Senin, 7 Juli 2025
  • Ilustrasi nyamuk Anopheles. Foto shammiknr/pixabay.com.Riset Bakteri Wolbachia Gantikan Kelambu untuk Kendalikan Malaria di Papua
    In IPTEK
    Minggu, 6 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media