Bagi Harto, kerja jurnalistik yang utama adalah kerja otak, bukan hanya kerja otot. Artinya, seorang jurnalis memang memiliki kewajiban untuk hadir di tempat reportase. Namun, otak dan rasionalitas harus tetap diutamakan demi keselamatan sang jurnalis.
“Apakah saya bisa (melanjutkan pendakian)? Bisa, kalau saya nekat. Kalau nekat, saya berarti tidak menggunakan otak. Kalau saya tidak menggunakan otak dan hanya mengandalkan otot saya, mungkin ceritanya bisa lain lagi,” lanjut Harto.
Banyak hal yang dipertimbangkan Harto sebelum memilih untuk kembali. Ia sudah muntah berulang kali. Bahkan sempat kehilangan kesadaran. Kondisi tubuh dan cuaca Gunung Elbrus yang tidak memungkinkan tersebut menjadi alasan utama ia tidak melanjutkan pendakian.
Baca Juga: Dampak Pembukaan Jalur Tambang di Desa Wadas, Pemukiman Warga Dilanda Banjir
“Saya nggak tahu bisa selamat atau tidak. Ketika saya turun, artinya saya lebih mementingkan keselamatan diri saya. Karena ingat, tugas saya adalah sebagai jurnalis, sebagai wartawan. Bukan sebagai pendaki,” tegas Harto.
Sebagai seorang jurnalis, ia tetap mengedepankan tanggung jawabnya sebagai seorang juru warta dengan mengutamakan keselamatan diri. Tugas utama seorang jurnalis bukanlah sebuah pendakian, melainkan membuat laporan atas fakta yang dihimpun untuk disampaikan kepada publik.
“Itulah mengapa saya harus menjaga keselamatan saya terlebih dulu,” ucap Harto. [WLC02]
Sumber: Universitas Airlangga
Discussion about this post