Kamis, 21 September 2023
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Haryono Budi Santosa: Limbah Nuklir Fukushima Aman Dibuang ke Laut

Pembuangan limbah nuklir Fukushima ke laut dikecam banyak negara. Mengapa pakar nuklir UGM menilai aman?

Selasa, 12 September 2023
A A
Dosen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, Dr. Haryono Budi Santosa. Foto ugm.ac.id.

Dosen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, Dr. Haryono Budi Santosa. Foto ugm.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi di Jepang mengalami kecelakaan ledakan nuklir yang menewaskan setidaknya 18.000 orang pada tahun 2011. Pemerintah Jepang melakukan restorasi dengan mendinginkan limbah reaktor PLTN itu. Air bekas pendinginan diolah, kemudian dibuang ke laut lepas sejak 24 Agustus 2023.

Tindakan tersebut menuai aksi protes karena air olahan tersebut diduga masih mengandung radiasi di luar ambang batas yang ditentukan konsensus internasional. Sejumlah negara termasuk Cina, Korea, dan negara di sekitar lautan Pasifik telah melakukan protes pada Pemerintah Jepang. Masyarakat Jepang pun turut menggelar aksi demo di PLTN Fukushima.

“Jumlah total airnya banyak sekali. Bisa dikatakan mencapai 50 ukuran kolam renang standar olimpiade,” ungkap Dosen Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, Dr. Ir. Haryono Budi Santoso, M.Sc. saat membahas isu tersebut dalam serial diskusi PoLes (Podcast Lestari) yang diadakan Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) UGM pada 8 September 2023.

Baca Juga: Catatan Masyarakat Sipil: KTT ASEAN 2023 Jadi Episentrum Krisis

Air tersebut dilepas secara bertahap. Terjadilah kekhawatiran air tersebut akan mencemari lautan, terutama di Samudera Pasifik. Bahkan Pemerintah Cina mengeluarkan seruan resmi berupa larangan mengonsumsi produk-produk laut dari Jepang. Padahal Cina dan Hong Kong merupakan pasar terbesar produk laut dari Jepang. Sebanyak 42 persen dari total produk laut Negeri Matahari Terbit dipasarkan di sana.

Sementara Pemerintah Jepang mengklaim air tersebut sudah aman dan mendapatkan izin dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).

“Kalau dilihat dari datanya, itu aman sekali. Sebab nilainya jauh lebih kecil dari batas yang diizinkan WHO. Mungkin karena dikhawatirkan mencemari lingkungan, banyak yang bersuara sumbang,” imbuh Haryono.

Baca Juga: Garinda Alma: 6M Plus 1S Antisipasi Gangguan Pernafasan Akibat Polusi Udara

Lantas amankah buangan limbah nuklir itu bagi ekosistem di lautan?

Haryono menjelaskan, semula pemerintah Jepang berusaha menangani bencana tsunami dan gempa yang berujung memicu reaktor nuklir di PLTN Fukushima. Kondisi darurat tersebut memerlukan proses pendinginan yang membutuhkan sumber energi listrik. Lantaran ada tsunami, seluruh aliran listrik saat itu padam. Pemerintah Jepang pun berusaha memadamkan reaktor nuklir menggunakan air laut yang tersisa.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGMHaryono Budi SantosaIAEAlimbah nuklirPLTN Fukushimazat radioaktif

Editor

Next Post
Presiden Jokowi bersaa PM Belanda Mark Rutte dalam KTT G20 di India. Foto Dok. BPMI Setpres.

Catatan Masyarakat Sipil: G20 Menambah Utang Baru Demi Transisi Energi

Discussion about this post

TERKINI

  • Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Budi Setiadi Daryono. Foto sustainabledevelopment.ugm.ac.id.Budi Setiadi: Teknologi AI Berperan Mengelola dan Melestarikan Sumber Hayati
    In Sosok
    Rabu, 20 September 2023
  • Ilustrasi kapal penangkap ikan. Foto moritz320/pixabay.com.Walhi: Ekonomi Biru Dorong Perampasan Ruang Laut di Indonesia, Ini Catatannya
    In Lingkungan
    Rabu, 20 September 2023
  • Pembukaan The 4th Workshop of Blue Carbon Hub Think Thank - IORA di Bali. Foto Dok. Kemenko Marves.Ekosistem Karbon Biru Diklaim Dukung Keberlanjutan Ekonomi Biru
    In News
    Rabu, 20 September 2023
  • Spesialis Kesehatan dan Konservasi Satwa Liar Universitas Syiah Kuala, Christoper Stremme DVM. Foto ildlife.usk.ac.id.Christopher Stremme: EEHV Jadi Penyebab Kematian Misterius Anak Gajah
    In Sosok
    Selasa, 19 September 2023
  • Bentrokan di Pulau Rempang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada Kamis, 7 September 2023, terkait proyek pembangunan kawasan Rempang Eco-City. Foto walhiriau.or.id.PSN Pulau Rempang, Ombudsman Sebut Ada Potensi Maladministrasi
    In News
    Selasa, 19 September 2023
wanaloka.com

©2022 Wanaloka Media

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Wanaloka.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2022 Wanaloka Media