Jumat, 31 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Hutan Ulu Masen di Aceh Jadi Lokasi Riset Aksi Atasi Konflik Gajah dan Manusia

Konflik manusia-gajah yang semakin meningkat akibat ekspansi lahan pertanian ke habitat gajah menjadi tantangan utama dalam upaya konservasi.

Senin, 27 Oktober 2025
A A
Interaksi wisatawan mancanegara dengan gajah kawasan ekowisata Tangkahan yang berada di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Foto Dok. Soetana Hasby/Wanaloka.com.

Interaksi wisatawan mancanegara dengan gajah kawasan ekowisata Tangkahan yang berada di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Foto Dok. Soetana Hasby/Wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Hutan Ulu Masen seluas 738.856 hektare yang terhampar di lima kabupaten di Aceh dijadikan wilayah riset aksi terkait konflik gajah dan manusia. Riset bersama Pusat Penelitian Lingkungan Hidup – Lembaga Riset Internasional Lingkungan dan Perubahan Iklim (PPLH LRI) IPB University bekerja sama dengan Aceh Green Conservation (AGC) ini digelar dengan tujuan memberikan penguatan kapasitas bagi perangkat pemerintahan adat Aceh, khususnya lembaga mukim dalam pengelolaan lahan di zona konflik gajah dan manusia secara partisipatif dan berlanjutan.

Lanskap hutan Ulu Masen di Aceh memiliki peran strategis dalam konservasi keanekaragaman hayati, penyimpanan karbon, dan penyediaan jasa ekosistem bagi masyarakat lokal.

Kawasan ini merupakan habitat penting bagi populasi Gajah Sumatera yang terancam punah, serta satwa kritis lainnya seperti Harimau Sumatera. Namun, konflik manusia-gajah yang semakin meningkat akibat ekspansi lahan pertanian ke habitat gajah menjadi tantangan utama dalam upaya konservasi.

Baca juga: Varian Virus Influenza Berbeda, Respons Kekebalan Tubuh Berpotensi Lambat

“Ini bukan sekadar riset aksi konservasi. Ini adalah investasi langsung dalam keberlanjutan jangka panjang dan keadilan lanskap Ulu Masen,” tegas Kepala PPLH LRI IPB University, Yudi Setiawan dalam diskusi pematangan perencanaan dan desain penelitian oleh para peneliti dan praktisi konservasi terkait pengelolaan kawasan hutan Ulu Masen bertemu di Bogor pada 23-25 Oktober 2025.

Ia berharap inisiasi model ini akan berkelanjutan, berdampak dan memberikan masukan bagi pengambilan keputusan di Aceh dan pembelajaran di tingkat global.

Dengan menempatkan komunitas Mukim dan pengetahuan historis mendalam mereka di pusat tata kelola, pihaknya akan menciptakan model yang dapat direplikasi dan disesuaikan secara lokal yang tidak hanya menjamin masa depan gajah Sumatra. Namun juga membangun ketahanan iklim dan ekonomi bagi keluarga lokal.

Baca juga: Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi

Riset berbasis bukti

Konflik antara manusia dan gajah seringkali terjadi akibat perebutan ruang hidup dan sumber daya. Konflik dapat berupa perusakan lahan pertanian, permukiman, dan infrastruktur oleh gajah; manusia cedera/meninggal saat mencoba mengusir gajah.

Sebaliknya gajah bisa tewas karena dibunuh, dipasangi jerat, diracun, atau tertembak dalam upaya pembalasan; perusakan habitat gajah (pembukaan hutan untuk pertanian, pemukiman, dan industri menyebabkan habitat gajah terfragmentasi), gajah kehilangan jalur migrasi alami dan terpaksa mendekati wilayah manusia.

Bentuk konflik lainnya adalah penggunaan cara berbahaya untuk mengusir gajah seperti petasan, listrik, parit, pagar api, atau racun untuk mengusir gajah. Cara ini bisa membahayakan keselamatan gajah dan manusia.

Baca juga: Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: AcehGajah SumateraHutan Ulu Masenkonflik gajah dan manusiaPPLH LRI IPB University

Editor

Next Post
Ilustrasi PLTU batu bara. Foto jplenio/pixabay.com

Walhi Pastikan Target Iklim Second NDC Indonesia Semu, Gagal Menjawab Keadilan Iklim

Discussion about this post

TERKINI

  • Tongkang pengangkut batubara di perairan Sungai Mahakam. Foto Dok Wanaloka.com.Masyarakat Sipil Tolak AZEC, Solusi Palsu Perpanjang Ketergantungan Energi Fosil
    In Lingkungan
    Kamis, 30 Oktober 2025
  • Tepung mocaf dari olahan ubi kayu. Foto Dok. IKBIS.Ubi Kayu Berpotensi Jadi Pengganti Tepung Terigu Impor
    In Rehat
    Rabu, 29 Oktober 2025
  • Kayu sagu laminasi. Foto Dok. Direktorat PUI UGM.Kayu Laminasi, Solusi Keterbatasan Kayu Solid Akibat Alih Fungsi Hutan
    In IPTEK
    Rabu, 29 Oktober 2025
  • Peneliti BRIN, M. Reza Cordova menjelaskan asal muasal mikroplastik dalam air hujan. Foto Dok. Sekolah Air Hujan.Reza Cordova, Cemaran Mikroplastik Terindikasi dalam Udara di 18 Kota Pesisir di Indonesia
    In Sosok
    Selasa, 28 Oktober 2025
  • Ilustrasi PLTU batu bara. Foto jplenio/pixabay.comWalhi Pastikan Target Iklim Second NDC Indonesia Semu, Gagal Menjawab Keadilan Iklim
    In Lingkungan
    Selasa, 28 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media