Selain itu, peristiwa gempa bumi juga biasanya selalu diikuti dengan gempa susulan dengan getaran yang lebih kecil dari gempa utama. Namun bukan berarti bahaya dari gempa juga ikut berkurang.
“Karena saat gempa utama, banyak infrastruktur yang sudah mulai rusak, sehingga mungkin digoyang sedikit saja bisa rusak. Jadi tidak bisa mengatakan gempa susulan lebih aman,” jelas Ismawan.
Ia menjelaskan bahwa gempa bumi yang terjadi di Kota Sumedang bukan karena aktivitas sesar Cileunyi-Tanjungsari yang sudah lebih dulu terpetakan dan terbukti merupakan patahan yang aktif. Namun, masyarakat khususnya di wilayah Jatinangor yang juga dilewati oleh sesar ini harus terus waspada.
Baca Juga: Walhi Jatim Serukan Perusak Pohon untuk Peraga Kampanye Ditindak Tegas
Terkait upaya mitigasi, Ismawan mengingatkan pentingnya memberikan simulasi mitigasi bencana kepada anak-anak. Sebab kebiasaan yang sudah sering diajarkan sejak kecil dapat meningkatkan kesigapan ketika menghadapi bencana, sehingga risiko yang muncul jauh berkurang.
“Kalau sudah sering melakukan simulasi seperti itu, tindakan kita mungkin bukan dari hasil pikiran, tetapi sudah otomatis, sehingga risiko bencana itu bisa jauh dikurangi,” jelas Ismawan. [WLC02]
Sumber: Unpad
Discussion about this post