Apalagi karakter tanah gambut yang mengandung bahan bakar berupa sisa tumbuhan sampai di bawah permukaan tanah. Apabila terjadi kebakaran, api akan menjalar ke bawah permukaan tanah secara lambat dan sulit dideteksi, serta menimbulkan asap tebal.
“Kebakaran yang terjadi di lahan gambut sulit dipadamkan sehingga bisa berlangsung berhari-hari. Api yang berada di bawah permukaan tanah akan sulit dideteksi pergerakannya. Jadi butuh pencegahan sejak dini,” imbuh Dwikorita.
Berdasarkan hasil monitoring BMKG, suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur saat ini menunjukkan intensitas La Nina yang terus melemah. Dengan indeks per Januari 2023 dasarian pertama sebesar -0,80 dan lpada dasarian kedua adalah sebesar -0.65.
Baca Juga: Gunung Karangetang Siaga, Perhatikan Imbauan Badan Geologi Berikut Ini
Kondisi La Nina ini diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju kondisi ENSO (El Nino – Southern Oscillation) Netral pada Februari – Maret 2023. Kondisi ENSO Netral diprediksi akan terus bertahan hingga pertengahan 2023.
Sedangkan semester kedua 2023 terdapat peluang sekitar 40-50 persen kondisi ENSO Netral akan bertahan hingga akhir tahun. Juga terdapat peluang yang relatif sama, bahwa kondisi ENSO Netral akan berkembang menjadi El Nino lemah, terutama setelah periode Juni-Juli-Agustus 2023.
Hingga enam bulan ke depan, BMKG memprediksi curah hujan bulanan akan didominasi kategori normal. Meskipun, secara volume curah hujan bulanan 2023 relatif menurun dibandingkan curah hujan bulanan selama tiga tahun terakhir (2020-2022).
Baca Juga: Satu Tahun Represi, PTUN Putuskan Tambang Andesit di Wadas Tak Berkekuatan Hukum
Adapun curah hujan bulanan kategori di atas normal berpeluang terjadi di Sumatra bagian utara, Kalimantan bagian timur dan utara pada Februari dan Maret 2023. Kemudian Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara pada Februari 2023. Serta Papua bagian tengah dan selatan pada Juni 2023.
Sedangkan curah hujan kategori bawah normal berpeluang terjadi di sebagian Sumatra bagian tengah, sebagian Kalimantan bagian tengah, sebagian Sulawesi bagian tengah dan sebagian kecil Papua pada Februari-Maret 2023. Serta sebagian besar Sumatera dan Jawa pada Mei dan Juni 2023.
Syamsuar berharap musim kemarau mendatang tidak terjadi karhutla di Riau. Ia menyatakan telah mempersiapkan berbagai kemungkinan untuk menghadapi potensi karhutla tersebut.
“Semoga apa yang disampaikan tidak terjadi di Bumi Melayu Lancang Kuning,” ujar Syamsuar. [WLC02]
Sumber: BPMI Setpres, BMKG
Discussion about this post