Wanaloka.com – Presiden Joko Widodo mengingatkan janji tanggung jawab di pundak Panglima Kodam (Pangdam), Kepala Kepolisan Daerah (Kapolda), dan Komandan Korem (Danrem) pada tujuh tahun lalu yang masih berlaku hingga kini. Janji yang dimaksud adalah tanggung jawab jajaran Pangdam dan Kapolda untuk mencegah dan mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Janjiannya tetap. Saya ulang lagi janjian tujuh tahun lalu masih berlaku sampai sekarang. Kalau ada kebakaran besar di provinsi yang tanggung jawab Pangdam, Kapolda, Danrem,” tegas Jokowi dalam keterangan kepada media usai memberikan arahan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI dan Polri Tahun 2023 di The Sultan Hotel, Jakarta, 8 Februari 2023.
Dalam berbagai kesempatan sejak 2015, Jokowi kerap memperingatkan jajaran TNI-Polri di daerah untuk mengatasi karhutla di wilayahnya. Bahkan, Pangdam hingga Kapolda yang lalai dalam terancam kehilangan jabatan.
Baca Juga: Subsidi Kendaraan Listrik Dinilai DPR Tak Jitu, Jalan Tetap Macet dan Polusi
Jokowi juga memberikan peringatan kepada sejumlah provinsi yang berpotensi terjadi karhutla, seperti Provinsi Riau, Sumatra Utara, dan Kalimantan. Ia meminta pemerintah daerah tersebut mewaspadai fenomena El Nino yang diperkirakan terjadi sekitar akhir Februari hingga Maret 2023.
“Karhutla kan ini El Nino, hati-hati. Tadi saya sudah memberikan warning untuk provinsi-provinsi Riau, Sumut, Kalimantan. Hati-hati karena nanti akhir Februari itu sudah panasnya sudah naik,” ucap Jokowi.
Kemarau Kering Membuat Karhutla Sulit Dipadamkan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau 2023 akan jauh lebih kering dibandingkan dengan periode tiga tahun terakhir (2020-2022). Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memperkuat koordinasi dengan Pemprov Riau untuk mengantisipasi potensi terjadinya karhutla saat musim kemarau.
Baca Juga: DPR: Pembebasan Lahan Hutan untuk IKN yang Tak Transparan Rawan Korupsi SDA
“Diperkirakan Februari minggu ke-4 kemarau pertama. Kemudian Maret sampai April hujan lagi. Kemudian Mei mengering, Juni sampai September itu kemarau kering,” ungkap Dwikorita saat audiensi bersama Gubernur Riau Syamsuar di Rumah Dinas Gubernur Riau, baru-baru ini.
Kondisi cuaca kering mengakibatkan potensi terjadinya karhutla semakin mudah terjadi. Pencegahan harus dilakukan sejak dini untuk antisipasi.
“Jika karhutla terjadi, maka api sulit dipadamkan karena kemarau kering,” kata Dwikorita.
Baca Juga: Gempa Terbesar Sejarah Turki, Korban Tewas hampir Capai 10 Ribu
Discussion about this post