Rabu, 18 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kandang Kawat Duri Efektif Cegah Konflik dengan Harimau  

Konflik dengan harimau kerap dipicu keberadaan hewan ternak yang dilepasliarkan, terutama di kawasan yang berdampingan dengan hutan lindung dan konservasi, habitat Harimau sumatera.

Selasa, 21 Maret 2023
A A
Kandang kawat duri dinilai efektif mencegah konflik dengan harimau. Sumber foto buku Pedoman Penanggulangan Konflik Manusia-Harimau Ditjen KSDAE.

Kandang kawat duri dinilai efektif mencegah konflik dengan harimau. Sumber foto buku Pedoman Penanggulangan Konflik Manusia-Harimau Ditjen KSDAE.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Terjadinya konflik dengan harimau kerap dipicu keberadaan hewan ternak seperti lembu (sapi) dan kambing yang dipelihara warga secara tradisional dengan dilepasliarkan, yang masih banyak ditemukan di Pulau Sumatera, khususnya di desa yang berdampingan dengan hutan lindung atau konservasi.

Keberadaan hewan ternak yang dilepasliarkan itu memancing keluarnya Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dari habitatnya untuk berburu mangsa.

Konflik dengan harimau yang dilatari hewan ternak yang dilepasliarkan tersebut, baru-baru ini terjadi di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Jejak Harimau sumatera ditemukan di Dusun Ujung Pinem Wonosari, Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan. Wilayah dusun ini berdampingan dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), habitat Harimau sumatera.

Baca Juga: BBKSDA Sumut Mitigasi Konflik Harimau Sumatera dengan Enam Desa

Dalam penanganan mitigasi konflik dengan harimau tersebut, Seksi Konservasi Wilayah II Stabat-Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utarea (BBKSDA Sumut), Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan lembaga mitra Wildlife Conservation Society (WCS) bersama warga dusun membangun kandang TPE (Tiger Proof Enclosure).

Kepala SKW II Stabat, Herbert BP Aritonang menjelaskan, pembangunan kandang TPE setelah adanya laporan temuan jejak Harimau sumatera, disikapi warga Dusun Ujung Pinem Wonosari untuk minta diasilitasi dibangunkan kandang TPE berukuran 20 meter kali 30 meter, yang dikelilingi kawat duri.

“Maka pada tanggal 15-16 Maret 2023 tim gabungan bersama dengan masyarakat Dusun Ujung Pinem Wonosari telah membangun satu unit kandang TPE,” ungkap Herbert.

Baca Juga: Perubahan Iklim Kian Mengkhawatirkan, Perlu Payung Hukum dan Kontribusi Aksi

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: harimau sumateraKabupaten Langkatkandang jebak harimaukandang kawat durikonflik dengan harimaumitigasi konflik harimau sumateraSumatera Utara

Editor

Next Post
Gunung Ili Lewotolok kembali meletus pada Selasa, 21 Maret 2023. Foto magma.esdm.go.id.

Gunung Ili Lewotolok Kembali Meletus, Patuhi Zona Larangan Ini

Discussion about this post

TERKINI

  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Dua perempuan menanam padi di sawah. Foto Wanaloka.com.Teknik Alternate Wetting and Drying Hasilkan Padi Berkualitas dan Rendah Karbon
    In IPTEK
    Senin, 16 Juni 2025
  • Ilustrasi emisi karbon akibat deforestasi. Foto bones64/pixabay.comDokumen Second NDC Disusun, Menhut Minta Lebih Realistis dan Teknokratis
    In News
    Senin, 16 Juni 2025
  • Peneliti Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB University, Maryati Surya. Foto Dok. IPB University.Maryati Surya, Tupai dan Bajing Itu Tak Sama
    In Sosok
    Minggu, 15 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media