Wanaloka.com – Sistem keamanan berupa kata sandi acapkali mudah dijebol peretas sehingga dinilai tidak dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna. Menurut Profesor di University of Missouri Kansas City, Doktor Reza Derakhshani, solusinya adalah sistem keamanan digital berupa biometrik.
Saat ini, banyak layanan digital yang menggunakan sistem pengenalan biometrik. Sama seperti pengidentifikasian konvensional yang sudah ada sejak dulu, konsep pengenalan biometrik ini menghubungkan identitas individu dengan penampilan luarnya.
“Jika kita melihat wajah seorang teman, kita bisa menjelaskan siapa orang itu,” kata Reza dalam acara yang digelar Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagaimana dilansir dari laman its.ac.id, 21 Februari 2022.
Baca Juga: Akun Medsos Ketua Umum AJI Indonesia Diretas dan Disalahgunakan
Saat seseorang ingin mengautentikasi dirinya untuk layanan digital, mereka harus mendaftarkan identitas mereka terlebih dahulu, seperti nama. Kemudian sistem akan menghubungkan identitas yang telah diterima dengan penampilan, seperti wajah atau sidik jari melalui sistem pemindaian yang ada di perangkat.
Selanjutnya, ketika pengguna telah terdaftar dan ingin mengakses informasi, perangkat akan memindai wajah pengguna. Hasil pemindaian tersebut akan dicocokkan menggunakan algoritma dengan template wajah yang telah didaftarkan sebelumnya. Sistem keamanan dengan biometrik ini dianggap lebih aman daripada sistem kata sandi karena fitur tubuh seseorang pasti memiliki perbedaan satu sama lain.
Discussion about this post