Wanaloka.com – Kayu merupakan salah satu material tertua yang digunakan manusia sejak era ketika batu masih menjadi material utama dalam peradaban. Apabila ditinjau dari sudut pandang keberlanjutan, khususnya dari sisi waktu yang diperlukan untuk memperoleh material dasarnya, kayu dapat dikelompokkan menjadi material berkelanjutan (sustainable materials).
“Kayu memiliki sifat mekanis yang lengkap seperti kekuatan tarik, tekan, lentur, dan geser yang mana berkontribusi dalam menahan gaya-gaya internal pada suatu sistem struktur,” kata Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Prof. Ali Awaludin dalam Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar Bidang Material dan Teknologi Teknik Sipil Berkelanjutan di Ruang Senat Gedung Pusat UGM, Selasa, 28 Oktober 2025.
Selain itu, kayu memiliki kinerja yang baik dalam pembebanan jangka pendek dan memiliki rasio kekuatan terhadap berat cukup tinggi. Sehingga kayu merupakan bahan konstruksi yang unggul untuk diaplikasikan di zona gempa sedang hingga tinggi seperti Indonesia.
Baca juga: Reza Cordova, Cemaran Mikroplastik Terindikasi dalam Udara di 18 Kota Pesisir di Indonesia
Menjadi material terbarukan (renewable material), kayu menjadi primadona dalam bangunan berkonsep “green” atau ramah lingkungan. Ia menyebutkan adanya pengelolaan hutan yang bijaksana, kayu tidak hanya menjadi bahan konstruksi bernilai tinggi, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan generasi mendatang.
Jumlah emisi yang dihasilkan dari bidang infrastruktur cukup menjadi perhatian. Dengan substitusi material dengan kayu mampu menekan kuantitas emisi GHG (greenhouse gasses) yang dihasilkan tanpa mengurangi performa struktur.
“Material kayu menjadi pionir dalam bidang infrastruktur untuk menekan jumlah emisi yang dihasilkan,” terang dia.
Baca juga: Walhi Pastikan Target Iklim Second NDC Indonesia Semu, Gagal Menjawab Keadilan Iklim
Terobosan kayu laminasi
 
			





 
                                    
Discussion about this post