Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kayu Laminasi, Solusi Keterbatasan Kayu Solid Akibat Alih Fungsi Hutan

Produk ini terbuat dari papan-papan kayu yang direkatkan satu dengan lainnya membentuk balok berukuran besar, lebih besar ukuran penampang dari kayu solid alam.

Rabu, 29 Oktober 2025
A A
Kayu sagu laminasi. Foto Dok. Direktorat PUI UGM.

Kayu sagu laminasi. Foto Dok. Direktorat PUI UGM.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Kayu merupakan salah satu material tertua yang digunakan manusia sejak era ketika batu masih menjadi material utama dalam peradaban. Apabila ditinjau dari sudut pandang keberlanjutan, khususnya dari sisi waktu yang diperlukan untuk memperoleh material dasarnya, kayu dapat dikelompokkan menjadi material berkelanjutan (sustainable materials).

“Kayu memiliki sifat mekanis yang lengkap seperti kekuatan tarik, tekan, lentur, dan geser yang mana berkontribusi dalam menahan gaya-gaya internal pada suatu sistem struktur,” kata Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Prof. Ali Awaludin dalam Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar Bidang Material dan Teknologi Teknik Sipil Berkelanjutan di Ruang Senat Gedung Pusat UGM, Selasa, 28 Oktober 2025.

Selain itu, kayu memiliki kinerja yang baik dalam pembebanan jangka pendek dan memiliki rasio kekuatan terhadap berat cukup tinggi. Sehingga kayu merupakan bahan konstruksi yang unggul untuk diaplikasikan di zona gempa sedang hingga tinggi seperti Indonesia.

Baca juga: Reza Cordova, Cemaran Mikroplastik Terindikasi dalam Udara di 18 Kota Pesisir di Indonesia

Menjadi material terbarukan (renewable material), kayu menjadi primadona dalam bangunan berkonsep “green” atau ramah lingkungan. Ia menyebutkan adanya pengelolaan hutan yang bijaksana, kayu tidak hanya menjadi bahan konstruksi bernilai tinggi, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan generasi mendatang.

Jumlah emisi yang dihasilkan dari bidang infrastruktur cukup menjadi perhatian. Dengan substitusi material dengan kayu mampu menekan kuantitas emisi GHG (greenhouse gasses) yang dihasilkan tanpa mengurangi performa struktur.

“Material kayu menjadi pionir dalam bidang infrastruktur untuk menekan jumlah emisi yang dihasilkan,” terang dia.

Baca juga: Walhi Pastikan Target Iklim Second NDC Indonesia Semu, Gagal Menjawab Keadilan Iklim

Terobosan kayu laminasi

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: alih fungsi hutangreenhouse gassesindustri kayukayu laminasimaterial berkelanjutanProf. Ali Awaludin

Editor

Next Post
Tepung mocaf dari olahan ubi kayu. Foto Dok. IKBIS.

Ubi Kayu Berpotensi Jadi Pengganti Tepung Terigu Impor

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media